Labels

Cari di blog ini

Daily Family Nonton Pendidikan

The Comment, Acara Cerdik Penuh Intrik

Silakan Ngomen
sumber foto: http://ingazeblog.blogspot.com

Waktu dulu pertama muncul salah satu stasuin tv baru dan nyiarin ini acara saya sudah pantengin. Alasannya sederhana, karena diajakin istri aja buat nonton. Saya tertarik nyoba karena sejauh ini pada saat itu acara-acara yang ditampilkan oleh stasiun tv yang namanya mirip salah satu desktop framework Windows itu lumayan pada menghibur. Pas pertama nonton, wow! Ini saya baru nemu acara tv kayak begini. Belum pernah ada sebelumnya, acara komedi yang isinya ngomentarin video-video diiringi plesetan-plesetan garing yang pede banget. Ya saya bilang pede banget karena mereka cuek gitu ga (punya) malu bikin joke yang lokal dan mungkin hanya bisa dimengerti oleh orang Endonesa.

But, anyway until this time, ini acara malah terus saya tonton, bahkan ampe nonton acara sebelumnya (acara ini ditayangkan pukul 8 malam) buat nungguin acara ini. Wildan anak saya yang baru 2 tahun ampe ngikut-ngikut gerakannya sssshikatmiringg, gerakan weird yang dulu sempet dikampanyein di awal-awal kemunculannya. Entah kenapa, mungkin karena saya sejak dulu dikenal sebagai orang yang serius, bahkan kalo nonton acara komedi pun saya tidak banyak ikut tertawa. Dan mungkin The Comment inilah, acara komedi yang punya cara yang khas buat bisa ngajak saya tertawa.

Tapi sebenernya ada beberapa pelajaran, mungkin bisa saya bilang teknik marketing sosial yang bisa saya tangkap dari acara ini. Saya jelasin satu per satu.

Anti-encourage

Haha.. istilah sotoy itu saya buat sendiri. Maksudnya gini. Kita pastinya pernah ikut suatu seminar, atau nonton acara tv, dimana para host atau MC membuka acara dengan dengan semangat dan meng-encourage acara dan pematerinya. Ini berfungsi untuk menumbuhkan kepercayaan di pikiran audiens bahwa acara yang mereka ikuti itu penting dan bermanfaat buat mereka, bahwa pemateri yang akan berbicara adalah pakar yang punya ilmu yang bermanfaat untuk didengarkan. Hal ini dilakukan dengan harapan audiens dapat mengikuti acara dengan serius dan mendengarkan materi dengan seksama.

Tapi, kalo kamu suka nonton juga ini acara, kamu pasti ingat hampir di setiap episode, si Danang dan Darto (pembawa acara) selalu membuka acara dengan kalimat-kalimat yang terkesan merendahkan acaranya sendiri. Mereka suka bilang, kira-kira begini, "Pemirsa! Ketemu lagi dengan kami para host yang belum terkenal, kami sangat tidak menyarankan Anda untuk menonton acara ini, karena acara ini tidak bisa bikin Anda jadi pinter, jadi ganteng, kami seperti orang-orang biasanya yang cuma bisa komentar. Inilah dia, Theeeee Commeeeent..!"

Apa reaksi penonton? Mungkin ada, sedikit atau banyaknya yang tidak melanjutkan nonton acara ing ni, saya tidak tahu pasti. Tapi, saya pribadi dan istri saya, dan juga Wil yang masih kecil, tidak mengindahkan kata-kata pembuka si host untuk tidak melanjutkan menonton. Hal tersebut buat saya lebih seperti gurauan basa-basi (saya ga tau apa ada nama untuk teknik ini) yang justru terdengar menarik karena tidak biasa. Mungkin juga kata-kata tersebut buat beberapa orang jadi magnet yang memunculkan kepenasaranan buat terus ditonton. Buat saya ini adalah teknik yang keren!

Komentar Menarik

Inilah sepertinya alasan kenapa acaranya dinamakan The Comment. Kita sudah banyak menemukan acara-acara tv yang menyajikan kompilasi video yang dapet ngunduh dari yutub, Video tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan adegan atau tema, lalu dikasih judul yang menarik. Terakhir dikasih komentar atau deskripsi. Awalnya ada satu stasiun tv yang bikin acara tersebut, kemudian stasiun tv lain berbondong-bondong pada bikin hal serupa. bahkan sampe ada yang logo acaranya pun mirip yutub. Saya melihat disini ada strategi untuk membuat acara yang menarik dengan meminimalisir cost structure. Kalo ga salah pake video yutub ga dikenai biaya kan?

Nah, di The Comment ini menyajikan penyegaran dari acara serupa. Tidak berhenti dengan hiburan dari video-video yang kocak dan bikin ketawa, si host acara ini juga memberikan komentar-komentar yang santai dan seger, bahkan 'terkadang' lucu. Emang sih seringnya jayus, but it doesn't matter. Mereka juga membawakannya dengan cuek, dan kondisi santai itu pun ditularkan ke para penonton dan pemirsa tv. Malem-malem pulang dari kerjaan atau kuliah, dihidangkan acara lucu dan santai. Yaa, mungkin dalihnya sama dengan ibu-ibu jaman dulu dan sekarang yang selesai beres-beres rumah atau pulang kerja, capek, butuh hiburan, maka disetellah sinetron. Mungkin bukan sebagai pelepas ketegangan, tapi karena emang adanya acara macem itu. Nah, sekalipun baik nonton sinetron dan The Comment sama-sama ngabisin waktu dengan acara yang geje, paling tidak The Comment menyajikan sesuatu yang lebih cerdas, paling tidak buat saya dan angkatan saya (soalnya para ortu pada kagak ngarti nonton beginian.. -_- ).

Kalo Engga Tamu yang Bening, Penonton yang Bening

Ini nih yang saya paling ngeh dari acara The Comment. Nyadar ga kalo acara ini selalu menampilkan atau mengundang tamu dari kalangan artis cewe yang (menurut kesepakatan umum mata lelaki) pada bening? Ini sudah jadi teknik usang yang masih selalu ampuh untuk diterapkan di bagian manapun dari sebuah acara. Kayaknya acara seminar kurang pas kalo ga di-MC-in ama cewe cantik, kayaknya kurang pol kalo jualan hape sampe mobil ga dipasangi cewe aduhay. Kayaknya kurang greget kalo acara tv ga diiringi sama cewe bening. Sifat dasar manusia, wanita senengnya diliat, laki-laki senengnya ngeliat (kata guru sosiologi SMA saya). Sama seperti masakan, novel atau film juga punya bumbu pelengkap, komedi dan seks (itu kata guru bahasa endonesa SMP saya). Nnaah di The Comment, semuanya lengkap! Alhasil wajar dong kalo cewe-cewe itu jadi daya tarik para lelaki buat nonton, selain daya tarik acaranya yang emang bagus (ga tau nih yang mana yang jadi daya tarik utamanya).

Kesini-kesini, tamunya mulai beragam. Ada tamu laki-laki, bapak-bapak, komedian dll. Saya melihat ini sebagai penyeimbang. Maaf, ini cuma prasangka saya aja, bukan berdasarkan riset atau survey. Pada kenyataannya, tamu undangannya udah jarang cewe, tapi penontonnya itu Brooo. Yang bening-bening dan bermakeup disimpen di kursi depan. Tiap beberapa menit disyut itu penonton, tidak jarang disyut per wajah. Bukankah ini strategi yang cerdik? :D

Saya tidak memprovokasi ini baik atau buruk. Itu semua kembali pada pola pikir pemirsa semuah. Tapi yang pasti saya mengagumi pengemasan acara dan strategi pemasarannya yang kreatif, tidak biasa, dinamis, dan out of the box. Cewe-cewenya? Okelah, anggap aja itu bumbu. Semoga tidak menimbulkan dampak yang tidak baik.

Penetrasi Tren

Sekali lagi saya sotoy bikin istilah. Tapi maksud saya, The Comment ibarat laboratorium massa untuk mencoba mengukur sejauh mana penerimaan masyarakat terhadap sesuatu hal yang baru, aneh dan tidak biasa. Contohnya, ketika awal-awal episodeThe Comment ngasih gerakan 'Shikat Miring'. Sesuatu yang baru ini menjadi demam yang menjangkiti beberapa golongan tertentu. Ketika acara ini membuat sayembara video shikatmiring, tidak sedikit pemirsa yang ngunggah video mereka. Dan banyak lagi hal-hal nyeleneh di luar keumuman. Saya melihat ini sebagai gejala kelelahan orang dari rutinitas dan kemapanan adat. Orang-orang butuh sesuatu yang baru yang mampu mengeksplorasi rasa malu mereka. Dan melalui media massa, mereka sukses membuat orang bersepakat untuk melakukan sesuatu yang memang melepaskan dahaga mereka akan sesuatu yang baru dan di luar kebiasaan. Dan saya pun mulai berbicara lebay dan sok mengintelek. @-@

***

Ya, paling tidak itulah yang saya rasakan dan amati. Sejauh ini The Comment nampaknya jadi acara hiburan terfavorit keluarga saya buat bersenda gurau dan menghabiskan waktu malam bersama, di samping acara keilmuan di salahsatu stasiun tv lain yang sukses mengenyangkan kelaparan saya akan wawasan baru. Kami, khususnya saya, punya sesuatu untuk dilakukan dalam rangka melepaskan kepenatan setelah bekerja, melupakan kegalauan dan memperkental keceriaan di dalam keluarga.

Sorri kalo judulnya rada provokatif. Kan istilah kerennya 'dina raraga'. Hehe..

Thanks buat The Comment, thanks juga buat hostnya juga cerdas dan pandai membawa alur komentarnya. Btw, waktu ada acara The Comment di Ciwalk dulu, saya sempet pingin hadir disana. Saya pingin ngedandanin Wil dengan baju rompi/jas yang sudah dibeli sebelumnya, dan minta mas Danang-Darto buat berfoto sama Wil. Asik asikan aja. Sayangnya ga kesampaian. Gpp. :)

0 tanggapan:

Posting Komentar

terima kasih sebelumnya untuk tanggapannya ^_^