Labels

Cari di blog ini

Cerpen

Panggung Berjeruji

Silakan Ngomen
"sshh.. tiriss..", terdengar eluhan sesekali. Pemuda yang duduk di balik teralis menggigil di dalam sepotong kaus kedodoran, tangannya dimasukkan ke dalam baju, juga kakinya. Kepalanya sesekali dibenturkan ke tembok, sesekali ke teralis. Pintu kamarnya kini adalah teralis. Ya, teralis, setelah satu dua pintu kayu hancur dipukulinya. Pemuda malang, menggigil dikelitiki angin sore yang menghembus lewat sela-sela teralis jendela, tanpa kaca, tanpa gorden, hanya teralis. Ya, teralis yang menggantikan satu dua jendela kaca yang habis dipukulinya. berserakan, menyisakan darah kering.