Labels

Cari di blog ini

dosen mahasiswa Mikir my two cents pendapat

Four Types of Lecturer

Silakan Ngomen
Talking about college student, we are also talking about lecturer. After 6+ years of my college experience (ahem, and I'm still a college student*), I saw an interesting pattern about lecturers (I may applied to teaches in general too, I guess). The pattern is about how the lecturer interacted with the students, within and outside the formal class. If you have been a (college) student, you must have met a boring killer lecturer. You once said, "Man, I hate math class with Prof. A. You know I always fall asleep on his class." or "God, how can I be calm on studying while Prof. B yells every five minutes.". Sometimes we critisise the way they lecture us. And on the other time we blame them for our failure. And sometimes, we hate certain subject not because we don't like it, but because the lecturer. It's because “his way of teaching was wrong". Right?

Unfortunately, if we keep thinking that way, we would never learn neither be successful. As we grow up, we realise that cursing the lecturer won't make us any better. No matter how angry we are to them, no matter how hate we are to them, we can’t change that with cursing. If you are a college student, remember that you can't be cry baby like a highschoolers. You have to survive and you have responsibility upon yourself.

From that starting point, I think we should change our perspective about our lecturer. You know, when we're highschoolers, we were thinking about teacher as "a parents as school who have a deep knowledge about everything and we can't learn and pass the test without them", now we should start to see lecturer as a friend on learning, a friend we respect. I always think them as a respected friends even though they are far older than me. That way, I found learning is easier more enjoyable.

But in fact, we can't befriend every lecturer. This is the point of this post (sorry for the long epilogue). There are lecturers who are so close to his students and the other make distant from their students. There are lecturers who are so so so kind-hearted and even easy to give a grade, but the other are killer ones. Something interesting I found is that not every killer lecturers in class are bad. Here I made a clear explanation about it (according to my investigation and "research", by the way). I'm pretty sure you'll agree. And also I added a mighty awesome quadrants to ease things.


Type 1 : No Fun at Class and Outside
It seems that the lecturers always have a busy life. Maybe he has so many activities that he have no time to interact with his students outside the class. Even more, it seems class is not in flow. Other reason is.. maybe it's just who he is (a social awkward?).

Type 2 : No Fun at Class, But Fun Outside
Admit it, you have met one. He is so killer in class, making it so intense. Or he is too boring and you often fall asleep in his classes. But once you met him outside, you can easily hold a fun conversation, good discussion, and even exchange latest PC games. :D

Type 3 : Fun at Class, But No Fun Outside
This type is a little bit confusing. His teaching method and style is perfect. He is funny and we expect to engage more with him outside, but when we approach him.. Surprise! He’s so much different. He is cold and seemed to limit his interactions with student. Everything is just awkward. Personally, I chose to avoid meeting this lecturer and take another road. Hahaha..

Type 4 : Fun Both at Class and Outside
Whoaaa.. this type is awesome. Having discussion with him is always enjoyable. He takes teaching and lecturing his student in to the next level, because education need to happen not only inside the class. He’s aware about his profession (and maybe because it’s his trait, easy going). It doesn’t mean that other type is not professional or dedicated. We just can say that this type is such an ideal lecturer ;)

In conclusion, I must said that it’s not important which type of lecturer we are facing, the future is in our hands. Just because the lecturer is not an easy going on (a.k.a. type 1 or 3), it doesn’t mean you have a reason to give up on learning. Remember that he has a potential to be always like that, and if we didn’t change ourselves, we are doomed! However, as a student we still have to respect them. If you feel the lecturer is mean or anything, just remember that every human has a mistake, why not a lecturer? That's my two cents. :)

So, if you are about to be a teacher or lecturer, which type will you fall on?? :D

Maybe you can post your story too? Hendri, Zia, Raksa

* Yeeees I'm still a college student after 6+ years. I accept it as my fate hahaha.. Fortunately, it's not a dead-6-year because I got many opportunities to learn something outside college within that time range. It's not a good example of course. But since it happens to me, I positively face it and be grateful of it. Because each person has their own life and problematic. I will graduate soon, so, Life, I'm ready. Bismillah :D

This post is my entry for 'My College Diary' contest held by travel blog My Yatra Diary in collaboration with Collegedunia.com
Daily kuliah Menulis Mikir Pendidikan Refleksi

4 Tipe Dosen

2 comments
Sudah 6 tahun hidup di kampus. Kalo ditambah cuti berarti udah 7 tahun. Fiuhh.. Ada banyak pengalaman yang bisa saya nikmati, yang kalo kata dosen saya, ada pengalaman dan manfaat yang lebih gede lagi kalo udah lulus. Fiuhh.. Anyway, saya menikmatinya. Saya melihat ini sebagai bagian dari jalan hidup saya, dengan sekelumit problematika dan pengalaman yang belum tentu dialami juga oleh orang lain. Kita bisa saja bilang, orang lain yang sudah lulus duluan tentunya punya pengalaman yang mungkin lebih wow. Ya, who knows kan? So, kalo orang lain bisa bersyukur dengan hidupnya, kenapa saya tidak? :)

Bicara mahasiswa, berarti erat kaitannya dengan dosen, orang yang mengajar mahasiswa. Setelah sekian lama kuliah, saya melihat ada beberapa pola menarik dari dosen secara khusus, atau pengajar pada umumnya. Pola yang saya maksud adalah tentang bagaimana dosen berinteraksi dengan mahasiswa, di dalam dan di luar kelas. Kalo Kamu pernah jadi mahasiswa, atau minimalnya siswa, Kamu pasti akan selalu bertemu dengan yang namanya dosen. Pasti lah. Inget ga dulu waktu SMP atau SMA, Kamu atau temen Kamu pernah bilang hal semacam ini: "Ah gue ga mudeng belajar matematika sama si Pak Anu, bawaannya ngantuk", atau "Yaelah, gimana bisa tenang belajar, si Ibu Anu itu dikit-dikit bentak, yang ada malah tegang". Kita terkadang atau seringkali mengomentari sikap dan cara guru kita mengajar, dan adakalanya juga menyalahkan guru kita atas kegagalan kita dalam belajar. Kita mungkin pernah berpikir, kita jadi tidak suka suatu mata pelajaran gara-gara gurunya begini begitu. Betul apa benar?

Sayangnya kalo kita terus-terusan kayak gitu, artinya menyalahkan guru atas kegagalan belajar kita, selamanya kita tidak akan pernah sukses. Saya yakin seyakin-yakinnya. Tapi saya juga yakin, semakin dewasa kita, kita akan sadar bahwa bagaimanapun kita menyalahkan dan mengutuk seorang guru, itu tidak akan pernah membuat kita lebih sukses. Guru akan tetap dengan kehidupannya, dan kita pun akan tetap dengan kegagalan hahaha.

Kalo udah jadi mahasiswa, kita udah ga bisa lagi ngerengek nyalahin guru kayak waktu dulu sekolah. Ga peduli kayak gimana dosen Kamu mengajar, Kamu mesti bisa survive dan tuntas belajarnya. Kalo kita kerjaanya cuma nyalahin dosen, sekencang apapun Kita berteriak mengutuk dosen yang ngajarnya ga becus, ingatlah dosen itu akan tetap dengan kehidupannya, dan Kita sampai kapanpun ga akan pernah lulus. Kita ga akan bisa mengubah orang lain. Kita hanya punya kendali pada diri kita sendiri. Kalo kasarnya sih, 'yang mau lulus itu siapa, elu apa dosen?'

Bertolak dari hal itu, mestinya kita mulai beralih sudut pandang kita terhadap pengajar. Kalo dulu waktu sekolah, kita mungkin memandang guru sebagai orang tua yang ada di sekolah yang punya banyak ilmu yang tanpanya kita ga akan bisa belajar dan lulus sekolah. Kalo di perkuliahan, saya lebih suka memandang dosen sebagai teman dalam belajar, teman yang harus kita hormati dan serap ilmunya. Setua apapun dosen, saya lebih suka menempatkan mereka sebagai teman, mungkin teman yang lebih tua. Tentu saja saya tetap memandang mereka juga sebagai guru yang harus dihormati dan didoakan oleh sebab ilmu yang mereka ajarkan. Dengan cara memandang seperti itu, saya bisa belajar lebih nyaman dan menyenangkan.

Namun, nyatanya saya sadari tidak semua dosen bisa dijadiin teman. Ada dosen yang gaul sama mahasiswa, ada juga yang menutup diri dan menjaga jarak. Ada yang baik banget sampe-sampe gampang banget ngasih nilai, ada juga yang killer. Tapi yang lebih menarik lagi dari itu, yang saya garis bawahi di awal tulisan. Ternyata tidak semua dosen yang menyenangkan itu selamanya menyenangkan, dan ga semua dosen yang killer itu selamanya killer. Kalo saya buat batasan yang jelas, saya yakin Kamu juga pasti bisa mengamati hal tersebut. Batasan yang saya maksud adalah bagaimana cara mereka berinteraksi dengan mahasiswa, di luar dan di dalam kelas. Biar gampang, saya gambarkan ke dalam bentuk tabel kebenaran, dengan parameter A = asyik di dalam kelas dan B = asyik di luar kelas.

|-------------|
|   A  |   B  |
|-------------|
|   0  |   0  | tipe 1
|   0  |   1  | tipe 2
|   1  |   0  | tipe 3
|   1  |   1  | tipe 4
|-------------|

Ngerti ga? Kalo Kamu pernah belajar logika matematika atau logika informatika mestinya bisa ngerti. Atau gimana kalo saya gambarin dalam bentuk kuadran, seperti di bawah ini:

|-----------------------------------------------|
|                 |  ga asyik di  |   asyik di  |
|                 |  luar kelas   |  luar kelas |
|-----------------------------------------------|
|                 |               |             |
|   ga asyik di   |       1       |      2      |
|  dalam kelas    |               |             |
|                 |               |             |
|-----------------------------------------------|
|                 |               |             |
|    asyik di     |       3       |      4      |
|   dalam kelas   |               |             |
|                 |               |             |
|-----------------------------------------------|

Tipe 1 : Ga Asyik di Dalam Maupun di Luar Kelas

Kayaknya dosen begini sibuk sama urusannya sendiri. Mungkin dia punya banyak kesulitan dalam hidupnya yang membuatnya jangankan berinteraksi dengan mahasiswa di luar kelas, untuk fokus dan totalitas mengajar di dalam kelas pun udah kewalahan. Kalo tidak begitu, mungkin memang bawaan sifatnya seperti itu.

Tipe 2 : Ga asyik di Dalam Kelas tapi Asyik di Luar Kelas

Pasti pernah nemuin kan dosen kayak gini. Dia killer pas ngajar, atau mungkin bikin ngantuk karena ngajarnya pake metode khutbah jumat, atau alasan lain yang bikin kita ga asyik belajar di kelas, tapi kalo di luar kelas enak diajak ngobrol dan diskusi, bahkan ketawa-ketawa dan share game PC terbaru? :D

Tipe 3 : Asyik di Dalam Kelas, Tapi ga Asyik di Luar Kelas

Pernah ga nemuin dosen yang ngajarnya keren, suasana kelas terbangun, mahasiswa semarak menyambut celotehan dosen yang lucu dan cerdas, tapi kalo ketemu di luar kelas sikapnya dingin, kayak yang tidak mau berinteraksi dengan mahasiswa atau berinteraksi seadanya? Saya pribadi kalo ketemu dosen kayak gini saya lebih memilih menghindar dan ambil jalan memutar hahaha~

Tipe 4 : Asyik di Dalam dan di Luar Kelas

Whoaaa.. ini dosen keren abis. Dia mendedikasikan hidupnya muntuk mengajar dan mendidik mahasiswanya, karena sejatinya pendidikan tidak cukup hanya terjadi di dalam kelas saja. Dia dosen yang sadar betul akan profesinya. Dan mungkin juga karena memang bawaan sifatnya seperti itu. Bukan berarti dosen yang engga masuk kuadran 4 ini ga profesional atau ga berdedikasi. Cuma yang pasti tipe 4 inilah yang menjadi dambaan para mahasiswa ahay..

Sekali lagi saya katakan, terlepas oleh dosen bertipe berapapun kita diajar, kesuksesan perkuliahan ada di tangan kita sendiri sebagai mahasiswa. Jangan gara-gara dosennya ga asyik lantas kita jadi reaktif dan enggan kuliah. Kalo sampe kayak gitu, ingatlah, dosen itu akan tetap dengan kehidupannya, dan kita akan tetap dalam kerugian. Bagaimanapun dosen kita, kita sebagai pembelajar tetap punya kewajiban untuk menghormati ilmu dan ulama yang dalam hal ini dosen, kalo pengen belajarnya sukses dan barokah. Urusan sifat dosen yang buruk, bukankah setiap manusia tidak luput dari kesalahan?

Sebenernya pengen bahas juga bagaimana sifat mahasiswa dari kacamata dosen. Jangan salah, kalo kita sebagai mahasiswa kerap kali merasa terzhalimi oleh dosen, dosen juga katanya tidak jarang terzhalimi oleh mahasiswa, sering di-PHP-in lah, mahasiswa nyontek lah, dan sebagainya. Sayangnya saya tidak dalam kapasitas sebagai dosen atau pengajar. Mungkin suatu saat kalo ada kesempatan.

So, kalo Kamu jadi dosen atau guru nanti, mau jadi tipe berapa?? :D