Labels

Cari di blog ini

Development Portfolio PyroCMS

Modul Stream Schema untuk PyroCMS

2 comments
Saya sudah sekitar 2 tahunan lebih pake PyroCMS. Alasannya simpel, karena saya biasa ngoding PHP menggunakan framework Codeigniter dan perlu sistem yang ga mesti mulai dari nol tiap kali bikin produk. Tadinya sempet mau bikin yang kayak gitu, semacam CMS. Taunya setelah nyari-nyari udah ada orang bikin CMS berbasis Codeigniter, dan PyroCMS-lah pilihan terbaik yang saya perlukan.

Hal yang paling saya suka dari PyroCMS adalah PyroStream. PyroStream ini adalah salahsatu modul berbayar di PyroCMS yang mana dengannya saya bisa bikin koleksi data dengan field apapun yang saya perlukan, atau istilahnya custom field. Alih-alih harus bikin skema database lalu bikin modul sendiri (meskipun untuk itu sudah dibuat gampang banget ama PyroCMS), untuk keperluan koleksi data yang cukup sederhana PyroStream adalah solusi yang pas. Saya tinggal bikin stream (setara tabel kalo di database) lalu definisikan field apa saja yang diperlukan, dan Jengjeeeeng, tampilan list data, form add dan edit data sudah dibuatkan tanpa harus ngoding! Ajiib!

Lebih lanjut, PyroStream ini bermanfaat juga buat bikin modul sendiri. Saya bisa bikin tabelnya menggunakan PyroStream lalu memanfaatkan API dari PyroStream ini untuk melakukan sejumlah pekerjaan CRUD, sehingga proses bikin modul lebih simpel lagi.

Ternyata dari sekian kemudahan menggunakan PyroStream, ada beberapa pekerjaan rutin yang selalu dilakukan yang bisa disederhanakan. Misalnya setelah membuat skema database menggunakan PyroStream, saya harus membuat kode untuk menginstal tabel PyroStream di modul saya supaya saya tidak mesti membuat skema stream tersebut berulang-ulang setiap kali mau menggunakan modul yang saya buat tersebut. Terus, karena PyroStream dibuat untuk keperluan koleksi data secara instan, jadi memang belum tersedianya fitur import/export skema stream yang seringkali saya perlukan ketika membuat stream di komputer lokal dan hendak memindahkannya ke PyroCMS di server. Nah, kebutuhan-kebutuhan inilah yang melandasi saya untuk membuat modul bernama Stream Schema. Wow, intermezzonya panjang skalii. Memang harus saya jelaskan dari latar belakangnya supaya kegunaan modul ini bisa lebih dipahami.

Modul Stream Schema ini punya beberapa fitur. Pertama adalah import/export skema stream. Praktisnya begini. Misalkan kita mau bikin stream tapi pingin bikin dulu di komputer lokal dengan alasan kecepatan load dan menghemat quota internet. Nanti setelah selesai sampai ke tahap penampilan data, barulah skema streamnya kita ekspor ke file backup skema menggunakan Stream Schema untuk kemudian diimpor ke PyroCMS di server online. Impornya pake modul Stream Schema juga yang udah diinstalin di PyroCMS yang di server. Fitur kedua adalah konversi skema stream ke dalam bentuk kode instalasi modul. Ini bermanfaat buat developer PyroCMS yang suka bikin modul PyroCMS dan mau manfaatin API PyroStream buat managemen CRUD datanya. Fitur ketiga adalah ekspor data dari suatu stream ke dalam bentuk csv. Ini kadang diperlukan oleh klien yang pingin sejumlah data dan ingin hasil dari data yang dikoleksi tersebut ke dalam bentuk spreadsheet.

Kalo kamu developer PyroCMS dan tertarik atau suka pake PyroStream, kamu boleh coba modul yang saya buat ini. Tadinya saya listing modul ini ke PyroCMS store, tapi karena approvalnya lama (mungkin para pengembang utamanya lagi pada sibuk ngembangin PyroCMS ke versi 2.3 dan 3.0, terutama porting core dari Codeigniter ke Laravel) jadi saya posting duluan aja di blog. Modul ini bisa diunduh di repo github disini.

Semoga bermanfaat! :D
Bisnis Pendidikan

Data Waralaba 2012

Silakan Ngomen
Sekitar akhir tahun 2012 lalu semper ikutan training dan seminar bisnis. Udah hampir lupa apa aja yang dibahas waktu itu. Tapi ketika iseng-iseng buka-buka folder dokumen, nemu satu file yang mengingatkan saya pada seminar yang saya maksudkan tadi. File itu adalah data waralaba.

Data waralaba ini berisi sekitar 170 merk waralaba yang sudah terkenal dan belum banyak dikenal di Indonesia, lengkap dengan jenis bisnis dan konsep usaha (franchise, license atau business opportunity) sampai harga dan hitungan singkat investasinya serta nomor kontak yang bisa dihubungi. Data ini, kalo dilihat dari waktu dibuatnya file, dibuat bulan Oktober 2012. Memang agak out of date. Tapi buat orang-orang yang belum pernah liat daftar waralaba, file ini bisa jadi gambaran umumya. kisaran harganya untuk saat ini mungkin naik sekitar 10-20% dari harga yang tercantum di dokumen tersebut. Itu taksiran kasar saya aja sih, tanpa landasan apapun, murni perkiraan hehe.

Sampai saat ini file tersebut belum bermanfaat banyak buat saya selain memberikan gambaran kisaran harga franchise dan jenis-jenis usaha apa saja yang sudah diwaralabakan. Sebagai contoh, waralaba dengan produk kebab ternyata banyak jumlahnya, ada tujuh, diluar beberapa yang pernah saya temui di jalanan. Terus, ternyata ada waralaba yang harga investasi awalnya nyampe 3,6 milyar, dengan potensi cash profit per bulan mencapai 200 juta.

Saya lupa apakah data ini khusus buat peserta seminar saja atau tidak. Tapi, karena data ini sudah lewat setahun, jadi mungkin ga masalah kali ya. Silakan dieksplorasi dan dibuat asyik hehe.. Unduh disini. Tapi please, karena data ini saya dapat dan saya sebarkan tanpa pungutan biaya apapun, jadi saya harap ini dapat disebar ulang juga tanpa pungutan biaya apapun alias gratis. Okeh. Semoga bermanfaat. ;)
Daily Nonton

Due Date Film Lucu yang Mengerikan

2 comments
sumber: http://tickertalksfilm.blogspot.com/2011/05/due-date-duly-noted.html

Ini film yang paling aneh yang pernah saya tonton. Eeh, sebenernya kata aneh bukan kata yang tepat untuk mewakili film tersebut, tapi saya ga bisa menemukan kata lain yang paling dekat untuk mendeskripsikan film tersebut. Baik, akan saya jelaskan aneh yang saya maksudkan.

Saat awal saya menontonnya, saya lihat Robert Downey Jr yang menjadi pemeran tokoh utamanya. Oke, dari situ saya mulai membayangkan ceritanya bakal full action seperti film Iron Man, atau ilmiah dan kompleks seperti film Holmes. Beberapa menit berlangsung dan tanda-tanda kecocokan dengan gambaran pikiranku tidak juga muncul. Yang ada adalah, situasinya dia sebagai seorang pegawai yang hendak buru-buru pulang dengan menaiki pesawat karena istrinya hendak melahirkan. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang gambarannya belum pernah saya temui seumur hidup saya, maupun seumur-umur saya nonton film. Singkatnya lelaki itu, namanya Ethan, masuk ke kehidupan si Robert dan memunculkan banyak masalah buat si Robert: gagal berangkat naik pesawat, kehilangan dompet beserta semua kartu identitas, uang dan tabungan, kecelakaan lalu lintas, sampai tertembak di kaki. Pokoknya terrible pisan!

Nah, anehnya yang saya maksudkan itu begini. Dua puluh menit pertama saya udah ga pengen ngelajutin nonton. Ada perasaan aneh di dalam hati. Saya telusuri perasaan ini, seperti saya tidak bisa membayangkan untuk mampu menjalani hidup bersama orang aneh seperti Ethan yang super ceroboh, super aneh, pokoknya aneh! Kalo saya bilang aneh, berarti itu kata sifat untuk mendeskripsikan sesuatu atau seseorang yang diluar kebiasaan umum. Nah, saya bilang karakter Ethan ini super aneh karena ya, rasanya saya ga mau dan ga pernah mau ketemu sama karakter orang seperti itu. Bahkan untuk melanjutkan menonton atau membayangkan seperti apa jalan cerita selanjutnya pun saya tidak berani. Ya, itu, saya tidak mau dan tidak berani membayangkan kelanjutan ceritanya. Apalagi membayangkan kalo saya ketemu sama orang seperti itu. Kalo kamu para pembaca nonton film itu, saya yakin kamu juga tidak akan pernah ingin ketemu orang dengan karakter seperti Ethan. Alhasil, saya berhenti nonton. Ini film kayaknya lebih ngeri dari horor terseram yang pernah saya tonton. Pasalnya, kalo horor, saya masih bisa mengasumsikan bahwa itu fiksi dan bawah sadar saya ga memberi peluang untuk membayangkan itu terjadi dalam kehidupan saya. Tapi film ini bro, menyentuh sisi realita hidup yang bisa terjadi pada siapapun. Ngeri abis! Meskipun banyak lucunya juga sih, seperti adegan minum kopi dari abu bapaknya si Ethan. haha~

Akhirnya tadi malam saya memutuskan untuk melanjutkan menonton. Film produksi Warner Bross itu saya santap sampai habis, kali ini dengan nyali yang lebih gede. Oke, akhirnya happy ending, tapi kalo saya jadi si Robert, kayaknya saya sudah ga pikir panjang buat mutusin silaturahmi sama orang kayak gitu hahahaha~

Kesimpulannya, mungkin perasaan itu muncul karena saya tidak siap bila harus menghadapi situasi yang sama. Selama ini saya bergaul dengan orang yang saya anggap nyaman, dan tidak berekspansi mencari kenalan banyak sehingga yang saya kenal semuanya adalah orang-orang baik dan tidak aneh. Saya belum pernah menemukan karakter orang seperti Ethan dan saya yakin di dunia ini pasti ada dan ada yang lebih aneh lagi.

Pelajaran standar dari film ini kira-kira "jadilah orang yang sabar menghadapi manusia" dan "bersikaplah tawakkal dalam mengarungi hidup". Hikmah utama buat saya setelah nonton film ini justru tentang ketakutan menghadapi kenyataan dan masa depan. Hal inilah yang jadi PR untuk saya pelajari lebih dalam. Dan itu adalah indikasi bahwa saya masih sedemikian seriusnya menghadapi hidup ini. Fiuhh..
Daily Menulis Refleksi

Menulis Tiap Hari, Why Not?

Silakan Ngomen
sumber: pixabay.com

Hari ini saya lagi kena males nulis. Ternyata semangat buat nulis blog tiap hari, seperti yang saya dan beberapa temen saya rencanakan, tidak bertahan lama. Dan ternyata, strategi punishment menraktir bagi yang melewatkan hari tanpa menulis masih punya efek buat menggerakkan tangan saya untuk menyalakan laptop dan mulai menulis. Memang, buat saya menulis masih harus dipaksakan. Dalam beberapa kondisi saya bisa menikmati proses menulis, tapi hal itu tidak muncul tiap hari. Saya ga seperti orang-orang di di dunia ini yang katanya dilahirkan buat menulis, atau yang mendeklarasikan dirinya punya hobi menulis. Saya juga ga kayak temen-temen saya yang aktif menulis, yang tulisan mereka benar-benar saya menikmati membacanya. Saya memang harus memaksakan diri. Saya punya keinginan untuk menjadi seperti mereka, punya tulisan yang bagus-bagus dan bisa dinikmati orang lain, bermanfaat buat orang banyak. Saya senang memberi manfaat buat orang lain, dan saya ingin setiap tulisan saya bermanfaat buat orang banyak.

Barangkali itulah salahsatu kendala menulis yang menjangkiti saya dan mungkin banyak juga orang lain yang ngalamin hal yang sama. Saya mengenal hal itu sebagai bentuk perfeksionis yang merugikan. Saya sudah menyadari hal ini sejak lama. Mungkin sifat ini sudah ada dan melekat cukup kuat di bawah sadar. Maka adalah bentuk usaha saya untuk memaksakan diri secara sadar mengesampingkan tujuan baik (membuat tulisan yang selalu bagus dan bermanfaat buat orang banyak) dan mulai memaksakan menulis. Bukan tujuannya yang salah, tapi penyikapannya yang kadang kurang tepat. Alih-alih berusaha membuat tulisan yang bagus, saya malah menunda untuk menulis dan berharap hari esok punya ide dan waktu buat memenuhi itu. Maka hari ini saya menulis, sebagai bentuk refleksi diri dalam mengusahakan hidup, dalam kasus ini, menulis.

Dalam satu kesempatan, tepatnya dalam program pendampingan perintisan startup di LPIK ITB, Pak Budi Rahardjo sebagai salahsatu pemateri dengan judul Ideas, mengatakan bahwa salahsatu cara yang beliau gunakan untuk mengasah otak kreatif adalah dengan blogging tiap hari. Program tersebut memaksa diri untuk menggali ide tulisan tiap harinya. Ide ada dimanapun, ide itu berserakan, ide itu murah. Yang mahal itu realisasi dari ide yang kita dapatkan. Mencari ide tulisan itu banyak. Setiap naik motor, bersemedi di kamar mandi, pas lagi makan, lagi ngobrol, ide kadang suka datang tanpa diundang. Seketika itu ada dorongan yang kuat buat menulis. Lambat laun semangat itu meredup, ide pun pergi lagi karena diacuhkan. Maka tulisan yang terealisasikan itu jauh lebih berharga dari ide itu sendiri, meskipun ide tulisannya sederhana.

So, saya sudah menulis buat hari ini, saya akan tetap menulis dalam kondisi apapun, saya akan tetap menulis setiap hari, meskipun tidak punya koneksi internet buat posting blog. Dan yang terpenting, besok saya tidak akan menraktir temen-temen sevisi karena saya sudah posting tulisan ini, hari ini. :P
Bisnis Development Diary Rezeki

Cara Naikin Fee Rate Freelancing (Part 2)

Silakan Ngomen
sumber: pixabay.com
Macet mah urusan duniawi, tak perlu serius sekali lah, santai saja.. Kalau urusan ukhrowi, barulah harus serius..
~ Rizqi Fauzi Anggadinata
Itu kutipan dari salah satu postingan temen saya Rizqi, temen dan kakak kelas, temen satu grup nasyid, temen bercerita, di pesantren dulu. Bisnis dan profesi juga urusan duniawi. Sebenernya rencana nulis ini pingin yang nyantai aja gitu. Tapi ternyata arah pembahasannya jadi rada serius gini. Tapi karena kemaren udah janji buat nerusin pembahasan tentang freelancing fee dan bagaimana trik buat dapetin fee yang maksimal sebagai freelancer, jadi saya lanjutin sampe beressss.

Sekali lagi, ini trik a la Toni Haryanto. Semua yang saya jelasin disini adalah hasil perenungan dari pengalaman saya sendiri. So, saya ga jamin semua ini bisa berlaku juga sama kasus para pembaca, karena ada beberapa faktor internal dan eksternal yang jadi penentu keberhasilan. Sayangnya kalo saya cuap-cuap tentang analisisnya juga, pasti akan sangat panjang dan ngayayay, dan akhirnya jadi serius banget pembahasannya dan malah jadi ngebetein. Lagipula saya ga berminat buat nulis seserius itu saat ini hehe..

Sebenernya kalo niatnya ngejar bebas finansial, kayaknya freelancing bukan strategi yang pas. Freelancing berarti kita menjual jasa personal kita untuk suatu pekerjaan, yang kalo kita ga kerjain maka tidak ada profit buat kita. Kalo niatnya ngejar 'sedikit' kebebasan waktu, masih bisa lah dibanding bila menjadi karyawan fulltime kantoran, dengan syarat, kita mesti disiplin mengatur waktu, bahkan harus lebih disiplin lagi dibanding jadi karyawan. Kalo engga, bisa-bisa waktu untuk istirahat, waktu keluarga, waktu liburan, juga habis kepake buat beresin proyek.

Berikut tips dan trik sederhana buat maksimalin pendapatan sebagai freelance, dalam hal ini saya bahas freelance sebagai programmer. Ga tau juga nih apakah bisa diterapkan buat profesi lain atau engga.

Carilah Partner Freelance

Cari orang yang bisa bantu proyekan kita, mungkin teman atau kenalan. Memang, kalo kita membagi pekerjaan ke orang lain, biaya proyeknya pun harus dibagi. Ya iya lah, masa iya ngasih kerjaan tapi ga ngasih gaji. Kita boleh ngajak proyekan temen-temen SMK atau mahasiswa, tapi tidak cukup hanya dengan bilang "terima kasih ya, ngitung-ngitung belajar ngoding kan? Lumayan lah buat pengalaman." Walau bagaimanapun dia pakai tenaga yang harus diganti, waktu yang harus dibayar. Setidaknya buat makan kek, atau buat beli koneksi internet.

Sedangkan untuk memenuhi target penghasilan bulanan kita, kita bisa cari lagi proyekan lain kemudian membagi pekerjaan ke orang lain. Dengan begitu, tenaga dan waktu kita ga habis buat ngerjain sendiri, sekaligus bagi-bagi rejeki lah sama orang lain.

Hitung dengan Jelas Anggaran Proyek

Ini yang seringkali disepelekan oleh freelancer pemula. Kalo buat awal-awal jadi freelancer ya boleh lah, silakan saja ambil proyekan dengan harga berapapun. Tapi, seiring portfolio pekerjaan yang makin banyak, kita juga boleh bahkan harus naikin sedikit demi sedikit fee rate kita. Kita harus mulai menghitung dengan rapi anggaran proyek yang akan diterima. Supaya aman, pastikan dulu kebutuhan apa saja yang diminta oleh klien. Jangan menentukan harga sebelum mengetahui pasti secara tertulis apa saja kebutuhan sistemnya.

Kalo saya ngitungnya gini. Misalkan ada proyek bikin custom web dengan fitur ini itu. Pertama, bagi-bagi fitur ke dalam bentuk modul, atau simpelnya hitung ada berapa fitur kustom yang harus dibuat. Lalu tentukan harga setiap fiturnya. Saya tidak menghitung harga setup sistem dengan asumsi saya bikin pake CMS dan secara default CMS itu free (kecuali CMS yang berbayar). Saya juga menghitung harga desain, apakah beli dari template market, atau outsource dari temen yang bisa ngedesain, atau bikin sendiri. Nah, total biaya yang tadi itu buat fee pekerjaan saya. Saya juga memisahkan fee dengan biaya operasional seperti makan dan koneksi internet. Misalkan proyeknya bisa diselesaikan dalam waktu 1 bulan atau 25 hari, maka biaya makan harian dikali banyaknya hari kerja. Ini penting supaya fee kita ga habis di akhir proyek. Hitung juga ongkos bensin buat ketemu klien, misalnya dalam sebulan direncanakan buat ketemu klien 3 kali, berarti 3 x 20ribu buat bensin motor itu masukin juga ke anggaran operasional. Kalo ada biaya produksi seperti sewa domain dan hosting itu masukin juga ke anggaran.

Kalo misalkan ternyata setelah dihitung-hitung, biaya yang kita minta kegedean buat klien lalu klien menawar supaya harganya diturunin, kalo harganya masih masuk buat kita mengerjakan proyek tersebut, maka silakan ambil. Berarti dari harga kesepakatan itu kita atur ulang pos pos anggarannya.

Ini contoh simulasi anggaran task list pengerjaan proyek pembuatan website dengan 3 fitur yang harus dibuat.

Desain Situs Rp 300.000,00
Integrasi Desain Rp 200.000,00
Pengembangan Modul Pemesanan Rp 1.000.000,00
Pengembangan Modul Try Out Online Rp 1.100.000,00
Hosting Rp 250.000,00
Domain Rp 100.000,00
Operasional 3 orang Rp 600.000,00
Input data 6 paket soal @150.000 Rp 900.000,00
Total Biaya Rp 4.450.000,00

Intinya, hitung segala sesuatu yang memang diperlukan. Andaikata misalkan ketika kita meminta harga 4 juta seperti hitungan di atas, tapi ternyata klien tidak menyanggupi dan menawar lebih rendah, kalo ternyata permintaan harganya masih bisa diterima ya silakan diterima. Tapi kalo misalkan klien nawar dengan harga rendah, misalkan 500 ribu, saya sarankan untuk tidak mengambilnya. Karena buat saya, harga segitu bahkan tidak cukup untuk membiayai makan harian saya dan temen-temen saya. Tinggalkan saja, kecualiii, kalo niatnya ngebantu, yaa, itu beda cerita, it's up to you. :P

Hitung dengan Jelas Waktu Pengerjaan

Saya pribadi kadang suka salah perhitungan dalam menentukan lama waktu pengerjaan. Saya kadang suka ngukur dari kesanggupan saya mengerjakan proyek tersebut berapa lama. Padahal seharusnya saya juga mempertimbangkan kesanggupan temen-temen programmer lain, dan hal-hal yang tidak terduga seperti liburan dadakan keluarga dan acara kampus. Cara paling mudah adalah dengan menghitung dengan detil berapa lama waktu pengerjaan, kalo bisa per modulnya. Setelah didapatkan total lama pengerjaan, kalikan dua. Misalnya lama pengerjaan 1 bulan, maka mintalah kepada klien untuk memberi waktu 2 bulan. Tapi tetep, target waktu pengerjaan dikejar satu bulan, supaya ada sisa waktu untuk evaluasi dan bener-benerin bagian yang kurang.

Berani Menolak

Naah, ini nih, yang kadang suka sulit buat dilakukan. Banyak faktor penyebab, bisa karena lagi butuh uang, atau kliennya memelas dan kita terbujuk rayuan, atau faktor lain yang akhirnya kita terima proyek itu padahal ternyata kita belum tahu jelas detil proyeknya atau bahkan harganya udah diluar standar. Sekali lagi, jangan ragu untuk menolak, tentunya dengan cara yang baik, bila memang proyek tersebut tidak sesuai (dalam hal harga, waktu, skill, dll) dengan kita. Kalo engga, ya siap-siap aja kelabakan, habis waktu dan tenaga, dengan hasil yang kurang memuaskan. Kecualiii, kalo yaaa niatnya ngebantu, itu mah its up to you. :)

* * *

Gitulah kira-kira tips dan trik buat naikin fee rate freelancing. Memang tidak terlalu detail, tapi ya secara umum itulah faktor-faktor utama yang saya temui di lapangan, yang harus bener-bener diperhatikan kalo mau freelancing. Kalo faktor-faktor di atas ga terpenuhi, buat saya sih kondisinya jadi 'mending kerja ngantoran aja sekalian daripada freelance'.

Gitulah. Terima kasih sudah membaca sampai paragraf terakhir. :) Kalo ada tambahan nanti saya update deh post ini.


Bisnis Development Diary Rezeki

Cara Naikin Fee Rate Freelancing (Part 1)

2 comments
"Mahal banget Mas? ini kan cuma website biasa. 200 ribu aja lah.."
"Enak banget jadi programmer, sekali proyek bisa dapet jutaan."
"Tolong ditambah ya fiturnya, jadi begini-begitu-blabla-blibli-ayee"
"Bisa diusahakan ga? Minggu depan harus udah launching nih"
"Desainnya bisa diganti jadi gini aja ga? yang kemaren terlalu kaku"
Posting ini berarti buat para programmer (atau profesi lain) yang nyari nafkah dengan cara freelance atau self employee alias kerja sendiri, cari proyek sendiri, ga nempel atau digaji sama perusahaan. Tapi bisa aja sih kalo non-freelancer mau baca. Bahkan kayaknya mesti baca juga, mesti tau. Toh, mau kerjaan apapun, ga semudah buka tangan dan terima uang. Pengusaha sekalipun, yang penghasilannya gede banget (buat sebagian orang, buat dia sih biasa aja), dia punya pekerjaan yang tetep harus dia selesaikan, paling tidak harus ada yang diinisiasi, supaya proses bisnisnya jalan.

Saya sudah ngoding sejak SMP, jadi hobi sejak SMA, dan mulai menjadikannya profesi sejak jadi mahasiswa. Kadang hobi jadi ga mengasyikkan ketika berubah jadi profesi, apalagi kalo profesi yang kita tekuni tidak atau belum sesuai dengan harapan.

Punten nya prolog dulu. hehe.. Awal kisah profesi ini saya dapatkan pas semester dua, gabung proyekan sama kakak angkatan dan dosen. Begitu beberapa lama, sampai akhirnya saya memutuskan buat nyoba kerja di suatu perusahaan yang ada kerjaan ngodingnya. Setahun kerja, capek, 9 sampai 17 Senin sampai Jumat, penghasilan rasanya ga lebih gede dari cari proyekan sendiri. Akhirnya resign, dan nyoba cari proyekan sendiri alias freelancing. Cari di Elance.com, Freelancer.com, lumayan repot. Selain bahasa inggris saya yang masih berantakan, portfolio juga kurang banyak yang meyakinkan. Kalo mau digeluti terus sebenernya bisa, cuma jadi males dan memilih cari proyekan lokal.

Singkat cerita, saya dapet beberapa proyekan lokal, bikin website, aplikasi desktop, dan ternyata hasil hitungan saya meleset. Hitungan yang dimaksud adalah dengan cari proyekan sendiri, penghasilan mestinya lebih gede daripada jadi pekerja kantor. Nyatanya, memang harga proyek rata-rata lebih besar dari gaji kantor, tapi kalo dirata-ratakan per bulannya justru ga jauh beda dengan gaji bulanan dulu, yang malah dengan freelancing waktu yang tersita lebih banyak, tenaga yang dikeluarkan lebih besar. Saya harus nganalisis, bikin desain, bikin aplikasinya, sampai-sampai waktu di luar 9-17 pun kepake buat beresin ini. Hahaha.. ternyata.

Memang, bikin aplikasi itu menyenangkan buat saya, tapi hal itu benar-benar menguras tenaga pikiran dan waktu. Bahkan, karena hal ini seolah sudah menjadi kesepakatan umum myoritas programmer, saya dan teman-teman sering mengejek diri kami sendiri dengan istilah kuli ngoding. Gitulah, ngoding itu kuli, sama seperti kuli bangunan yang ngaduk semen, nyusun-nyusun bata, rapihin bingkai pintu, pasang kaca, nge-plester, ngecat. Sama programmer juga, masang-masang kode, bahkan untuk beberapa kasus mesti ngeborong kerjaan desain juga, sampai rumahnya beres, aplikasinya beres. Jadi sekali lagi, sama sebenernya, mau profesi apapun, ada effort yang mesti dikeluarkan sesuai dengan profesinya. Kalo dulu saya sempat menganggap jadi pengusaha itu lebih baik daripada jadi karyawan, sekarang saya sadar, mau jadi apapun tetep harus punya karya yang bermanfaat kalo beruntung.

Yah, kembali ke soal harga kerja freelancer, terutama programmer. Evaluasinya, mungkin pertama karena saya kurang gesit cari proyek, kedua saya masih kurang mahir deal-dealan harga proyek. Dari sini saya berkesimpulan untuk memasang harga lebih besar dari yang sebelumnya, yang sesuai dengan harapan penghasilan per bulan saya. Sampai di kesimpulan ini, nyatanya belum final. Setinggi apapun kita pasang harga, pasti akan tetep mentok di angka tertentu yang dapat diterima oleh klien kita. Lebih dari angka itu mereka rata-rata akan menolak melanjutkan, dengan alasan, karena kita freelance dan bukan perusahaan. Memang bisa kita maklumi bila suatu perusahaan enggan mengeluarkan biaya besar untuk pembuatan sistem atau aplikasi kepada freelancer. Alasannya karena pertanggungjawaban yang lebih lemah daripada bila mereka menyerahkan proyek ke perusahaan. Perusahaan seperti software house yang sudah punya pegawai dan kantor nampak lebih meyakinkan buat klien besar karena mereka tidak khawatir bila sewaktu-waktu ada masalah dengan sistemnya, tinggal telepon perusahaannya, atau datangi kantornya.

So, kesimpulan terakhir saya tentang menjadi freelancer ini, kalo mau dapet proyekan besar, ya jadilah perusahaan, minimalnya punya label yang sah dan punya kantor yang bisa dihubungi, kecuali kalo sudah merasa cukup dengan harga kerja freelancing.

Ada beberapa trik atau cara yang saya kira bisa menyiasati hal ini. Artinya gimana caranya supaya bisa dapet harga kerja (fee rate) maksimal sebagai freelancer dengan segala keterbatasan yang ada. Tapi karena sekarang (waktu saya nulis ini) sudah masuk waktu kerja saya, jadi yaa gitulah, buat trik-trik a la Toni nya besok saya sambung, insya Allah. :)
Codeigniter Development Portfolio PyroCMS Repositori

Modul Download untuk PyroCMS

Silakan Ngomen
Modul ini awalnya saya bikin untuk keperluan merekam jumlah unduhan nyankodMagz. Sebenarnya di modul File di dalam PyroCMS sudah ada counter download file, tapi dia hanya menghitung saja berapa banyak tautan unduh suatu file diakses. Sedangkan saya butuhnya itu menghintung seberapa banyak suatu file diunduh dan unduhan berulang dari user yang sama tidak akan dimasukkan ke dalam hitungan. Sehingga saya bisa bilang angka unduh yang muncul untuk suatu file itu angka yang eksklusif dari setiap pengguna unik.

Modul ini saya hosting di github, source codenya saya bebaskan buat bebas download, gunakan dan modifikasi. Silakan dilihat disini https://github.com/yllumi/PyroCMS-Download.

Cara Menggunakan

Install dulu modulnya

Setelah Kamu unduh modulnya, ekstrak ke dalam folder addons/shared_addons/modules atau addons/default/modules dan ganti nama folder utamanya jadi 'download'. Lalu buka halaman admin PyroCMS dan buka halaman Add-ons > Modules. Disitu akan muncul modul yang bernama Download. Klik tombol install untuk modul tersebut.

Tambahkan Daftar Unduhan

Kamu bisa mengakses modul Download tadi di menu admin Data > Download. Nantinya disitu akan muncul daftar tautan unduhan yang kita buat beserta keterangan unduhan dari setiap file. Untuk membuat tautan unduhan baru klik tombol + Add Download Item di sebelah kanan atas halaman. Setelah muncul halaman form Add Download Item, isikan data file unduhan yang ingin direkam riwayat unduhannya.


Pada ilustrasi di atas, kita bisa lihat bahwa URL dari file unduhan tidak mesti dari dalam internal sistem PyroCMS, tapi bisa dari tempat hosting lain yang kamu suka seperti dropbox, mediafire, dan lain-lain.
Kemudian apabila kolom Member Only diset ke Yes, maka file tersebut hanya bisa diunduh oleh pengguna yang sudah teregistrasi dan login ke website Kamu.

Menampilkan Tautan dan Jumlah Unduhan

Kita ingin agar tautan unduhan dapat ditampilkan di dalam halaman atau blog di website kita beserta angka unduhan dari file tersebut. Untuk itu Kamu bisa menggunakan plugin {{ download:link slug="download_item_slug" }} untuk menampilkan tautan unduhan dan plugin {{ download:count slug="download_item_slug" }} untuk menampilkan angka jumlah unduhan.
Kode plugin yang ingin digunakan dapat dilihat di daftar file unduhan di kolom Plugin Code.


Informasi lebih lanjut tentang penggunaan plugin di PyroCMS bisa dilihat disini dan info selengkapnya tentang cara menggunakan plugin dari modul Download ini silakan akses tautan Help pada halaman modul tersebut.
Menulis

Cara Manfaatin Blog Ini

4 comments
Sebelum Kamu mengeksplorasi dan membaca lebih lanjut postingan-postingan di blog ini, atau sebelum kamu menilai bermanfaat atau tidaknya blog ini buat kamu, paling tidak bacalah terlebih dahulu postingan yang satu ini sampai beres, biar kamu tau bagaimana cara yang optimal buat manfaatin tulisan-tulisan di blog ini.

Saya sudah bikin aturan sederhana sebagai panduan saya menulis di dalam blog ini. Aturan tersebut saya bikin supaya pengarsipan tulisannya lebih rapi dan mudah dilacak oleh pembaca. Beberapa aturan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  • Setiap tulisan/post saya beri judul yang sesuai dengan kontennya. Maka saya sedaya upaya saya akan buat judul yang dapat mewakili isi tulisan tersebut.
  • Setiap tulisan/post saya beri satu atau lebih tag sebagai kata kunci utama dari tema pembahasan tulisan tersebut. Tag tersebut berfungsi sebagai kategorisasi tulisan saya, dan Kamu bisa mengakses tulisan-tulisan dengan kategori tertentu dengan memilih menu tag di bagian samping kanan blog.
  • Tag tulisan yang saya buat bisa banyak sekali, tergantung dari seberapa luas cakupan pembahasan tulisan saya di dalam blog ini.
  • Saya mewajibkan diri saya buat menulis satu post setiap hari, sehingga tidak setiap hari saya menulis dengan tema utama, misalnya development atau bisnis. Kamu tentu saja tidak mesti membaca semua post yang ada disini, tapi kalo emang berminat ya silakan. Biar lebih optimal, kamu bisa mulai memilih tag apa yang kamu perlukan dan silakan baca post dari tag yang kamu suka aja.
  • Saya bikin satu tag dengan nama "geje" dan Kamu hampir bisa selalu memutuskan untuk melewati membaca tulisan dengan tag tersebut (biar ga ngabisin waktu Kamu). Tulisan dengan tag ini adalah tulisan ga jelas yang saya tulis pada saat saya harus memenuhi komitmen menulis satu hari satu post dan lagi ga punya ide tulisan yang bagus. Isinya kadang ga nyambung, ngeyel, dan terkadang out of the box. Kalo Kamu penasaran seperti apa isinya, ya bolehlah dibaca. Tapi saya sudah mengingatkan, jadi saya ga bertanggung jawab kalo waktu kamu ternyata habis buat hal yang ga guna, atau justru kamu jadi dapet inspirasi ide yang belum pernah terpikirkan karena tulisan "geje" tersebut. It's up to you. ;)
  • Khusus buat tag Development, setiap tulisan dengan tag tersebut berarti membahas tentang development aplikasi komputer, bukan development properti atau human development, sesuai dengan profesi saya sebagai programmer.
  • Update 21 Mei 2014: Mulai tanggal ini semua postingan saya terkait pemrograman akan diposting di website http://www.codepolitan.com, dan kategori yang lain akan tetap seperti biasa.
Oke, Kamu sudah baca aturan pakai blog ini. Selanjutnya silakan melanjutkan surfing. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar. Ngomen itu mudah ko, semudah meludah. Gapapa, biar rame aja :)