Labels

Cari di blog ini

Daily Menulis

Belajar Berkarya pada Pidi Baiq

Silakan Ngomen
Saya langsung buka blog: login, pilih menu blog, klik tombol Add Post, sesaat setelah saya baca satu tulisan tentang Pidi Baiq disini. Entah kenapa seolah ada dorongan yang begitu kuat untuk saya nulis hari ini di pagi ini, setelah saya baca kutipan yang benar-benar menampar kesulitan saya untuk menulis selama ini. Kutipan yang saya maksud adalah:
Hal itu yang menjadi dinamo bahwa dalam berkarya ia tidak pernah mengejar popularitas, uang, atau pujian. Baginya menulis dan berkarya sudah menjadi kepuasan tersendiri. Menurutnya, ketika seseorang sudah berkarya namun mengejar uang dan popularitas maka ia tak ubahlah seperti buruh seni.
Pidi Baiq memang menjadi inspirasi saya untuk terus berkarya. Saya suka tulisan-tulisannya yang bebas aturan, ngaler-ngidul, dan tidak terduga. Ada saja ide dan keisengan yang diutarakan di dalam tulisannya, anu teu kapikiran sebelumnya. Saya juga suka lagu-lagunya yang kocak, santai, mempermainkan makna kehidupan. Benar-benar out of the world! Saya suka putar ulang-ulang itu lagu-lagunya kalo lagi kerja, meskipun dapet streaming dari soundcloud. Dari situlah saya mulai kembali menyelami ruang pikiran saya yang ternyata begitu jelimet dan riweuh dalam menyikapi hidup. Saya selalu tertawa setiap kali membaca tulisan-tulisan di bukunya Pidi Baiq, tertawa dengan skenarionya, dan tertawa menertawakan diri sendiri. Ada banyak hal dalam hidup saya yang saya ingat pernah saya sikapi dengan penuh bersitegang, bingung, dan segala macam yang sebenarnya tidak menyelesaikan masalah, justru malah menambah beban hati. Pokoknya serba lebay dah kalo kata remaja jaman sekarang --sorry gua sih remaja tahun 2000an.

Mungkin itu juga yang membuat saya selama ini sulit untuk menuangkan tulisan. Blog atau website pribadi yang sudah lama dibuat, ternyata terakhir kali diisi 3 bulan yang lalu, tulisan sebelum itu bahkan dibuat satu semester yang lalu. Selalu saja ada pikiran bahwa tulisan yang diposting di website itu harus perfect, atau setidaknya enak dibaca, rapi, ada maksud yang ingin disampaikan, bermanfaat buat orang lain. Meskipun secara sadar saya udah memaksakan diri untuk menulis dan mengenyampingkan sisi idealis dan perfeksionis, sampai-sampai saya bikin satu lagi blog di blogspot yang khusus buat tulisan yang tidak resmi dan tidak rapi. Eh eh, tetap saja mandeg diisi.

Kutipan tulisan di atas nampaknya menjadi penyadar buat saya menulis. Bahwa selama ini saya menulis ternyata untuk tujuan popularitas, supaya website saya banyak yang datang karena banyak yang baca. Pengekangan yang saya buat sendiri ini nyatanya telah menghambat laju peningkatan kreativitas saya. Dan jujur itu merugikan sekali.

Boleh dibilang, ini sepertinya tulisan saya yang paling bebas, bebas bicara, bebas menulis kata-kata apapun, bebas aturan, diantara tulisan yang lain. Nyatanya setelah nulis beberapa paragraf, masih ada saja aturan baku yang mengikat, seperti penggunaan kata 'saya' yang saya sendiri tidak nyaman menggunakannya. Tap iya, mudah-mudahan dari sini saya bisa menulis semata karena saya menikmati nikmatnya berkarya tanpa ada tuntutan apapun. Ini website saya, suka-suka saya. Dan mudah-mudahan tetap ada batas juga yang berkaitan dengan hak orang lain. Saya ga mau hasil karya saya jadi merugikan orang lain dan merugikan saya sendiri.

Hmm.. saatnya menikmati karya dan berkarya. Kembali ke kerjaan kantor hihi..