Labels

Cari di blog ini

Daily doodle Refleksi Tafakur

Berlatih Doodle Berlatih Hidup

4 comments
Bingung nyari judul. Tapi maksudnya saya ingin bilang kalo selama seminggu terakhir belajar atau berlatih doodle, ada beberapa hikmah yang saya dapatkan tentang kehidupan dan beberapa formula untuk menjalani hidup.

Saya tertarik untuk berlatih doodle karena dari apa yang saya pahami, doodle punya karakteristik seni yang unik, diantaranya:

  • Secara bahasa doodle artinya coretan, gambar yang tak berarti, menggambar dengan melamun (kalo kata google translate). Doodle umumnya merujuk pada coretan yang dibuat seseorang ketika dia sedang menelepon, atau ketika lagi bete sama pelajaran di kelas, atau lagi ngelamun.
  • Sekarang doodle udah mulai dilirik sebagai suatu karya seni yang diperhitungkan karena karya-karya doodle sekarang sangat bisa dinikmati keindahannya, tidak sekedar coretan, tapi coretan yang rapi, enak dilihat, dan dapat diapresiasi, bisa jadi mengandung makna.
  • Doodle paling sederhana itu dibuat hanya menggunakan pensil atau pena. Yang rada serius biasanya pake beberapa jenis ukuran dan warna pena.
  • Karena judulnya coretan, jadi bisa dilakukan kapanpun dimanapun, tanpa beban.
  • Karena coretan, jadi ga ada alasan untuk menghapus bagian yang dianggap salah karena tidak ada yang salah dalam coretan.
  • Beberapa artis doodle mensketsa terlebih dahulu doodlenya menggunakan pensil baru kemudian ditegaskan oleh pena tinta.

Beberapa hikmah yang saya dapatkan dari berlatih doodle:

1) Pertama kali membuat doodle, saya meniru doodle yang sudah ada. Saya mencermati setiap variasi bentuk dan kombinasi garis. Hidup juga sama. Dalam banyak hal kita lebih sering meniru orang ketimbang mencari tau sendiri. Tapi begitulah seharusnya kalo pingin efektif dalam hidup. Dalam hal berkarya, konsep Amati-Tiru-Modifikasi adalah konsep yang efektif dan efisien. Pengalaman adalah guru terbaik, tapi untuk menjadi sukses tidak mesti mengulang kesalahan yang orang lain pernah lakukan.

2) Ketika membuat doodle, seringkali saya merasa ragu untuk menarik garis. Padahal tarik ya tarik saja. Urusan nantinya garisnya mencong atau buletnya benjol, ya tinggal timpa dikit-dikit biar keliatan pantes. Memang menarik garis lurus, kurva atau bulat yang rapi dalam satu tarikan itu bukan hal yang mudah. Tapi kalo ragu terus ya ga akan jadi jadi doodlenya. Dari hal ini saya belajar tentang keberanian untuk melangkah dan mengambil keputusan. Banyak orang yang melakukan kesalahan, tapi lebih banyak lagi orang yang enggan mengambil keputusan karena ragu dan takut salah. Takut salah itu baik, tapi tidak melangkah maju itu tidak baik. Hari ini harus lebih baik dari kemarin bermakna harus ada kemajuan dalam hidup, harus ada peningkatan kualitas hidup. Kemajuan dan peningkatan kualitas hidup tidak akan didapatkan bila hanya berdiam diri tanpa ada keputusan-keputusan yang jelas yang harus diambil. Beranilah mengambil keputusan!

3) Kenyataannya, meskipun aneh, tapi tidak ada larangan doodle tidak boleh disketsa terlebih dahulu. Membuat sketsa berarti membuat perencanaan supaya doodlenya bisa lebih bagus dan lebih rapi sehingga lebih punya potensi dalam menyampaikan makna kepada orang yang melihat. Begitu pula perencanaan hidup. Kadangkala kita berpikir perencanaan itu tidak perlu. Biarkan hidup mengalir seperti air. Tapi percayalah, merencanakan hidup itu strategi supaya hidup lebih bermakna dari sekedar air yang lewat hingga bermuara ke laut membawa banyak buih, sampah dan kotoran.

4) Ketika membuat doodle, pernah saya sampe stuck dan bingung mau nambah objek apa lagi didalamnya. Saya sampe merasa doodle yang ini sudah tidak bisa dilanjutkan lagi. Dari situ saya merasa bersalah (#lebaymode), tidak memberikan makna seutuhnya pada doodle tersebut. Hidup juga sama. Mungkin beberapa di antara kita pernah berpikir hidup ini sudah gagal, tidak punya peluang lagi untuk jadi lebih baik, bahkan mungkin kepikiran untuk mengakhiri hidup, na'udzubillah. Wooi, doodle ya cuma doodle, terlepas ia bermakna atau tidak untuk orang lain. Tapi hidup harus bermakna buat orang lain, bilapun memang kamu merasa hidupmu sudah tidak bermakna buat dirimu sendiri!

5) Ada banyak kesalahan yang saya buat ketika membuat doodle. Tapi selalu bisa diakali supaya tetep keliatan enak dengan menambahkan garis dan meratakan bagian-bagian yang dirasa kurang seimbang. Begitu pula hidup. Setiap anak Adam selalu melakukan kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan adalah yang senantiasa memperbaiki diri (bertaubat). Selalu ada upaya untuk memperbaiki bagian yang salah, meski bagian yang sudah terlanjur hitam sekalipun.

6) Doodle menjadi bernilai karena ia adalah goresan tinta yang mengalir tanpa bagian-bagian yang dihapus. Kalopun tidak ada larangan menghapus atau menimpa dengan tinta putih, tapi pasti akan ada bekas. Berlatih doodle, saya belajar bagaimana membayangkan gambar di dalam pikiran untuk kemudian dituangkan di atas kertas. Mungkin hidup juga gitu. Kita mesti cerdas membayangkan visi kita di masa depan untuk menentukan tindakan kita hari ini. Kita juga mesti cerdas menimbang akibat apa yang akan timbul esok bila kita melakukan sesuatu hal hari ini. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering. Tidak ada undo dalam doodle, begitu juga kehidupan.

Pada akhirnya saya berkesimpulan, baik doodle maupun hidup, keduanya memerlukan latihan untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Daily doodle pictures

Deepen and Darken

2 comments
Rada bingung juga kalo ngebandingin doodle buatan orang yang ada di deviantart dengan doodle buatan sendiri, dari segi ketajaman dan kekontrasan warna. Aku liat seperti doodle yang ada disini http://365-daysofdoodles.deviantart.com/, itu warna blok hitamnya tegas banget. Goresannya pun sangat rapi. Beda sama doodle hasil jepretanku.


Coba perhatikan doodle di atas. Warna hitamnya tegas. Ternyata setelah ditelusuri di halaman deviantartnya ada FAQ yang menjawab semua kepenasarananku. Di FAQnya dijelaskan, ternyata setelah difoto, dia kemudian mempertegas pewarnaannya secara digital dan mengatur kembali kekontrasannya. Terus, sedikit mengomentari teknik menggambarnya yang awesome, itu dia bisa menggambar figur manusia secara proporsional. Itu bisa dilakukannya karena dia mensketsa terlebih dahulu menggunakan pensil, baru kemudian diberi tinta. Goresan garisnya nampak ditarik dengan tegas, berikut tebal-tipisnya, tanpa noda-noda kecil dipinggirannya. Untuk sementara saya simpulkan bahwa yang mempengaruhi hasil gambar diluar faktor skill, selain pena yang bagus, juga kertas tertentu yang memberikan hasil yang variatif. Si Gabriel Picolo ini menggunakan 9x14 cm Moleskine, acid-free paper. Dan terakhir, untuk goresan garis putih di atas hitam, itu dibantu oleh tinta putih, kalo-kalo ada kesalahan dalam penggoresan. Overall, it's trully awesome!

Berarti doodle punya saya pun sebenernya bisa dibuat lebih kereng (tegas) lagi dengan sedikit manipulasi digital. Ini contoh doodle yang sudah saya upload di deviantart, setelah sebelumnya dibuat lebih kontras dan hitam-putih menggunakan editor di Microsoft Office Picture Manager.

hasil editing contrast dan saturation menggunakan Microsoft Office Picture Manager

Keliatan kan beda banget. Si warna blok hitamnya masih ada segmen-segmen putih. Terus kata Rinei, di Photoscape ada opsi untuk membuatnya lebih hitam. Setelah saya coba ternyata bener, lumayan ada peningkatan dari sisi ketajaman warna.

hasil editing deepen dan darken menggunakan editor Photoscape

Warna hitamnya lebih tegas setelah diedit dengan mode sharpen dan darken ke 100%. Kalo diedit lagi bagian-bagian bolongnya pasti lebih gagah.

Sekian. Ada yang baru tertarik buat latihan corat-coret? :D
chat Daily Tole

Chat Sederhana di Suatu Malam

2 comments

  • Tole: kalo sempet jalan2 ke blogku yah http://id.toniharyanto.net
  • Upik: Hoream ah
  • Tole: Tengkiw..
  • Upik: Moal moal moal moal moal na ge dua belas kali
  • Tole: boong
    cuma lima
  • Upik: Kali keun w dua belas
  • Tole: 60 atuh
    boong deui
  • Upik: Aduuuh antm euy bner2 ayeuna mah
    Pinter tapi......
  • Tole: tengkiw.
    gausah memuji, hidungku sudah fix pada tempatnya
  • Upik: Jajang antm
  • Tole: urang mah geus kawin, maneh lain anu bujangan mah
  • Upik: Teruus masalah buat looooooooh?
  • Tole: hahahaha~ biasa ue meni jiga nu pundung kitu, da urang mah biasa
  • Upik: Diiiih rugi pundung ka nte mah wasting time
  • Tole:
  • Upik: Tong so ganteng antm
    Kalah kumaha ge gantengan kneh ana
  • Tole: wah te masalah ana mah, aslina
  • Upik: Baee ah rk d jadikeun mslah rek hnteu oge
  • Tole: naha atuh jiga nu sieun kasaingan ganteng kitu
  • Upik: Ana mah teu sieun eyyyy
  • Tole: naha atuh asa riweuh kitu
  • Upik: Sha nu riweuh?ana mah biasa wae kr gogoleran ieu ge
  • Tole: urang oge keur nonton ieu ge
  • Upik: Berati antn nu riweuh
  • Tole: nteu ah biasa ue
  • Upik: Rk antm riweuh rk antm pinter rk antn jayus rk antm kmh wae,antm ttp sahabat ana dulur ana
    Hehhehe
    Yu ah rk syyyaaaaare hla
    Tunuh
    Doa keun ana nyk
  • Tole:
  • Upik: Dalam setiap shlt antm
  • Tole: in syaa Allah, bro
Daily Mikir Tafakur

Menentukan Nilai-nilai Hidup

Silakan Ngomen
Aku masih berfikir Jakarta adalah kota yang buas dengan pergaulan yang sangat bebas, hingga aku berkenalan dengan seorang teman dari temanku, sebut namanya Hary. Jakarta yang di mataku adalah tempat yang bebas untuk bersenang-senang dalam pergaulan bebas tanpa batas bahkan dalam urusan kelamin, runtuh setelah aku mengenal seorang Hary. Hikmah ini tentang keistiqomahan, konsistensi untuk menjadi diri sendiri, teguh di tengah derasnya arus metropolitan, tak bergeming meski berdiri di ujung bibir air terjun kesenangan dunia.

Hary memilih menjadi guru, ketika banyak pilihan profesi yang bisa diambil di Jakarta. Ia menjadi guru bukan karena tidak mampu menjadi yang lain. Dia lulusan IT di salahsatu universitas di Jakarta. Dia memilih lingkungan pendidikan, ketika dia tau ada banyak pilihan lingkungan untuk hidup di Jakarta.

Dia cerita bahwa dia punya niat untuk menikahi seorang wanita. Mendengar cerita itu kami para teman bertanya ini itu. Yang mengejutkan adalah, dia bahkan belum sekalipun bertemu dan mengobrol berdua dengan wanita tersebut. Kolega di sekolahnya yang menganjurkan kepadanya untuk menikahi wanita tersebut. Buat sebagian orang, ini adalah keputusan yang aneh. Pertama, ada orang mau berpayah-payah menikah di usia muda (usia Hary masih di bawah 25). Kedua, dia hendak menikahi wanita yang bahkan dia belum tau bagaimana sifat dan karakternya.

Oke, kau boleh anggap ini hal yang aneh, tapi bagiku ini menakjubkan. Alih-alih berkenalan dengan wanita lalu kemudian berpacaran dengan dalih harus kenal dulu, harus tau dulu sifatnya, dan lain-lain baru kemudian memutuskan untuk menikahinya atau tidak. Hary mengambil keputusan yang sederhana dan tidak repot. Maksudnya tidak repot? Ya, bukankah Allah sudah menjanjikan akan memasang-masangkan manusia yang kadar keimanannya tidak terlalu jauh? Kenapa mesti khawatir pasangan kita nanti tidak cocok untuk kita, padahal Allah sudah mentakdirkan dirinya sebagai pasangan yang sederajat dengan kita? Hary memilih untuk menyerahkan segala urusan pasangannya kepada Allah, membiarkan Allah yang memilihkan untuknya, yang sesuai dengannya. Dengan begitu Hary sudah berhemat waktu, tenaga, dan biaya untuk memilih pasangan yang terbaik untuknya. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hambaNya?

Tanggal 20 kemarin Hary resmi mengkhitbah sang wanita. Ibunda Hary yang memasangkan cincin hadiah itu di jarinya. Aku melihat, ternyata Jakarta tidak seburuk yang ada di pikiranku sebelumnya. Jakarta ternyata cukup indah, dengan adanya Hary dan orang-orang baik lainnya. Hary berhasil menginternalisasikan nilai-nilai Islam yang dianggapnya sebagai kebenaran, ke dalam perilaku dan setiap keputusannya.

Kau tau, ketika kita menginternalisasikan nilai ke dalam diri kita, maka kita akan bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai tersebut, apapun nilai yang kita anut. Internalisasi tidak sama dengan mengetahui, meskipun ia dimulai darinya. Internalisasi adalah menanamkan nilai ke dalam diri sebagai dasar pengambilan sikap dan keputusan serta cara berpikir. Ketika kita menganggap menyentuh wanita yang bukan muhrim itu bukan perkara dosa, maka kita akan menganggap biasa hal tersebut. Ketika kita menganggap Islam bukan nilai-nilai yang cocok untuk hidup di jaman sekarang, maka kau tentu punya nilai lain yang kau anggap cocok untuk diterapkan. Nilai hedonisme mungkin, liberalisme, atheisme, apapun. Nilai yang kau pilih itulah yang akan menemanimu dalam kehidupan. Tidak ada yang salah dengan internalisasi nilai-nilai, apapun nilainya. Kita hanya tinggal membayangkan dan memikirkan, apa dampak kedepannya bila kita hidup dengan memegang nilai-nilai itu.

Hary, jikalau dia mau, dia akan mudah memilih teman-teman yang sukanya clubbing, katanya di Jakarta acara semacam itu mudah ditemui, saya tidak tau. Jikalau mau, dia akan mudah memilih profesi yang lebih nyaman dan sesuai dengan hawa nafsu. Tapi dia memegang nilai-nilai yang menuntunnya untuk memilih jalan yang dia pilih sekarang. Di mana pun dia berdiri, tak peduli sebuas apapun tempat itu, dia akan bersikap dengan nilai-nilai yang dia yakini.

Setiap orang punya kehidupannya masing-masing, punya pilihan jalannya sendiri-sendiri, punya nilai-nilai yang dipegang teguh. Nilai-nilai itu seperti tali yang membantumu berdiri tegak di tengah kondisi yang tidak seimbang. Nilai itu pula yang akan menuntunmu menyusuri jalan hidup. Kalo kamu, nilai-nilai apa saja yang kamu pegang dengan teguh? :D

lagu tautan

Kumpulan Minus One Nasyid

Silakan Ngomen
Daily Mikir Refleksi Tafakur

Keep Calm and Nikmati Interaksi

2 comments

Hadits ini adalah hiburan buatku, ketika aku lagi down terutama dalam mengatur diri dalam hal berinteraksi. Kamu mungkin tidak mengira tapi postinganku kemarin tentang senangnya berinteraksi adalah salahsatu bentuk sugesti diri untuk tetap semangat melangkah menuju perbaikan. Apapun masalah yang kamu hadapi, yakinlah pasti ada jalan keluar, meskipun jalan itu tak tampak karena terhalang semak. Itu nasihat buat diriku.

Aku yakin tidak ada orang yang tidak punya masalah dengan manusia lain. Sejatinya manusia memerlukan sesamanya untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, dalam hal apapun. Singkatnya manusia tidak bisa hidup sendiri, pun ketika ada fakta manusia yang mampu hidup sendiri di tempat yang sepi tanpa populasinya. Dan kau pun tau, masalah yang selama ini kau hadapi, jauuuh, jauh lebih sederhana dari apa yang dialami oleh orang yang paling sabar di dunia ini. Kau tau siapa?

Kau tau kisah seorang kelaki yang setiap harinya mendatangi seorang nenek buta di salah satu sudut pasar, dia membawa makanan dan menyuapi wanita tersebut. Dia tetap melakukannya sekalipun wanita itu senantiasa menghina dan memfitnah nama seorang lelaki yang nyatanya adalah dirinya sang lelaki. Tetapi lelaki itu tetap melakukannya, setiap hari, dengan penuh kelembutan, tanpa kebencian, hingga akhir hayatnya.

Seorang sahabat lelaki tersebut meneruskan kebiasaannya setelah ia wafat, mendatangi wanita tua nan buta tersebut, membawakan makanan dan menyuapinya. Sang wanita tua marah dan berteriak,

“Siapa kamu…!!!”

Sang sahabat menjawab, “Aku orang yang biasa“

“Bukan…!!! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.” sahut sang wanita buta itu.

“Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan itu, baru setelah itu ia berikan makanan itu kepadaku.”

Mendengar itu sang sahabat menangis sambil berkata “Aku memang bukan yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad, Rasulullah SAW.”

Mendengar itu sang wanita tua nan buta menangis. Ia hampir tak percaya, lelaki yang selama ini dihinanya dan difitnahnya, adalah orang yang setiap hari memberinya makanan, menyuapinya, dengan cara yang sangat lembut. Sang wanita dan sahabat itu, Abu Bakar, larut dalam tangis, sekali lagi merasakan kehilangan seorang lelaki yang mereka kagumi, mereka sayangi dan ia menyayangi mereka. Tak ada manusia lain yang menandingi kesabaran dan kasih sayangnya kepada sesama manusia.

Mengingat sosoknya, sekalipun tidak pernah bertemu, memunculkan kerinduan dalam hati ini. Bahkan sesekali 'meragukan', benarkah ada orang seperti itu di dunia ini? Seketika pandanganku tertuju kembali pada diriku. Apakah aku bisa sedemikian sabar dan penuh kasih sayang seperti lelaki mulia itu? Atau aku hanya seorang yang senang menyendiri bersama komputer, menghabiskan hari demi hari tanpa meninggalkan sesuatu yang berharga bagi orang di sekitarku?

Mengingat dirinya yang indah membantuku mengembalikan semangat diri, untuk senantiasa melangkah, menjadi lebih baik dari diriku di hari yang lalu. Setiap kali ada konflik dengan manusia, aku selalu ingat satu pesan darinya, "Mu'min yang berinteraksi dengan masyarakat dan bersabar atas celaan mereka lebih baik daripada yang tidak berinteraksi dengan masyarakat dan tidak bersabar atas gangguan mereka." (arti dari tulisan di foto)

Siap! Aku menyambut nasihatmu, wahai manusia mulia, yang kemuliaannya datang dari Yang Maha Mulia. Aku masih berharap, bisa bertemu denganmu suatu saat nanti, meski dengan kondisi diri yang rasanya tak pantas untuk bersanding dengan dirimu. Terima kasih atas nasihatnya. Aku akan melanjutkan perjalanan.

mumble Refleksi Tafakur

Terlalu banyak hal di luar kekuasaanku. Andaikata tiada Engkau, siapa lagi yang mampu menolongku menghadapi itu semua?

Silakan Ngomen
Daily Impression nglamun Refleksi

Senangnya Berinteraksi

2 comments
Sumber: pixabay.com

Suatu ketika salah seorang temanku berkata padaku tentang dirinya, "Urang mah jelemana te pandai bersosialisasi" (saya ini orang yang tidak pandai bersosialisasi).

Perkataan itu mengingatkanku pada diriku, yang beberapa tahun lalu aku sering sekali mengatakannya. Waktu itu, jaman-jaman SMA (Sekolah Madrasah Aliyah), yang mana aku baru sadar kalo aku ternyata waktu SMP sombong. Padahal dulu SMP itu orang-orang udah banyak bilang aku sombong, tapi aku ga peduli. Aku hanya membela diri. "Pendiam itu bukan berarti sombong kan, Bu?" kataku pada wali kelasku.
"Tapi kamu mah da engga pendiem" jawab bu guru.

Baru pada akhirnya aku mengakui hal itu, di kelas transisi, SMP bukan karena sudah lulus, SMA pun bukan karena belum terdaftar. Rasanya seperti penghuni ashabul a'raaf, masuk neraka engga, masuk surga pun belum bisa. Harus nunggu dulu. Tapi SMP ga serupa dengan neraka, kecuali tentang aku yang waktu itu sombong. Kelas itu bernama DW (Diniyah Wustha). Sayangnya posting ini bukan pengen jelasin kisah di DW. Mungkin lain waktu saja. Anggap aja flashback. Sekarang kembali ke alur maju.

Setelah sekitar dua tahun masuk kuliah, aku bertekad untuk mendobrak kebiasaanku dulu yang boleh dibilang antisosial. Dulu, lebih baik mencari jalan lain daripada harus papasan dengan temen atau guru. Dulu, alih-alih menyapa duluan, yang ada malah aku angkat telepon lalu ngobrol dengan telepon. Dulu, daripada nyusulin dosen buat memperbaiki nilai yang BL, aku lebih memilih mengulang ngontrak mata kuliah. Alasannya sama, sebisa mungkin meminimalisir interaksi dengan manusia. Parah pisan! Padahal akunya juga manusia. Setelah lewat beberapa tahun ini, aku merasa berkembang, meskipun sindrom itu terkadang muncul.

Ternyata setelah memaksakan diri berinteraksi, belajar berbasa-basi, memulai menyapa dan tersenyum, ada sesuatu yang baru yang belum pernah aku temukan sebelumnya. Ada pengetahuan yang belum pernah aku cicipi sebelumnya. Ada kesenangan dan keasyikan tersendiri ketika bertemu orang-orang. Semuanya kurasakan selalu baru. Aku jadi senang memperhatikan orang-orang, kepoin orang. Dan hasilnya sungguh menakjubkan! Aku sudah tau kalo setiap manusia itu unik, tapi sekarang aku menyadarinya!

Pernah dulu punya ide buat bikin database temen-temen (lagi jamannya kuliah basdat). Disitu aku masukin semua data dan informasi temen-temenku, mulai dari biodatanya, hobinya, dengan nama apa mereka senang dipanggil, sampai hasil pengamatanku tentang mereka. Kalo kemaren nonton Sherlock BBC season 3, mirip kayak si Magnussen, cuma dia menyimpan semua informasi itu di kepalanya.

Malem kemarin aku abis kepoin (bahasa apa sih kepoin?!) anak ilkom yang punya sodara yang badannya lebih gede padahal ia adiknya. Tadi malem baru kepoin lagi anak ilkom yang ternyata dia punya saudara kembar. Awalnya aku kira dia punya dua akun FB, karena kedua nama akunnya yang panjang itu cuma beda satu huruf. Dia punya blog bagus dan enak dibaca. Kisahnya dan tulisannya juga menarik. Sekali lagi Allah mengajarkanku tentang manusia dan kisah mereka yang unik dan menarik.

Aku inget punya temen namanya Ricko, dipanggilnya Cko. Dia pernah bilang kalo dia ga bisa konsen ngoding, ga mood kerja, kalo hasrat berinteraksinya belum terpenuhi. Dia sampe punya jatah waktu khusus buat berinteraksi dengan orang-orang setiap harinya. Aku berandai-andai gimana rasanya begitu. Makanya senin kemarin itu aku sampe mentargetkan diri untuk menyapa minimal 10 orang setiap harinya sebelum memulai bekerja. But you may know, sisa-sisa sindrom antisosial itu masih ada di dalam diriku. Aku tidak melawannya, aku cuma membiarkannya supaya mudah-mudahan ia bosan untuk menghasutku lagi.

Malam ini jam 2, masih ada 3 orang terjaga di lab, 4 denganku. Ada Kukuh yang lagi all out bikin something special buat someonenya, Raksa yang lagi chatting sama cewe, dan Ghiffari yang lagi golar-goler mikirin tubesnya, sampe bujalnya yang nyembul itu melototin aku seraya bilang "kapan lo mau tiduuur??"

Daily geje kreatif mumble pictures

"Sometimes strength arises from where we understand the sorrow

Silakan Ngomen

Daily doodle kreatif pictures

Latihan doodling

4 comments
Malem-malem bikin tutorial rada jenuh juga. Iseng-iseng ada kertas bekas yang masih bagus saya pake buat latihan bikin doodle. Saya cari referensi di google buat ditiru. Berkarya itu kan tahapannya Amati-Tiru-Modifikasi. Sekarang niru-niru dulu biar kaya referensi. Pokoknya biar dapet feelnya, ga masalah kan beda juga :)

Sumber referensi yang ditiru: http://shadowness.com/bon09/cute-doodle-monsters

Ini hasil buatan saya. Gara-gara ada ruang bolong jadi nambah satu monster.
Eh ada monster yang ketinggalan juga. Yang mana coba?
Daily doodle kreatif pictures

mabokomputer : My First Doodle

2 comments
My first doodle, thanks to my wife Rinei for bought me Sharpie ;D
My doodle after edited with grayscale mode, not bad for first attempt :P
Daily Menulis

3 Kata Pertama untuk Memulai Tulisan

Silakan Ngomen
sumber: pixabay.com

Sudah hampir seminggu sejak project ODOBP berjalan dengan beranggotakan 8 orang. Yang belum tau ODOBP, itu proyek kami, saya dan teman-teman yang kepanjangannya itu One Day One Blog Post. Tidak bermaksud menandingi One Day One Juz karena memang beda topik. Proyek ini kami buat dalam rangka belajar nulis. Media menulisnya itu blog, biar kami bisa saling baca dan komen. Biar bisa saling pantau juga, karena satu hari mesti posting minimal satu tulisan di blog masing-masing. Dan, sebagai motivasi kami membuat kesepakatan yaitu denda 5 ribu dikali banyaknya anggota untuk setiap hari yang bolong posting sebagai biaya traktiran. Jadi kalo saya bolos posting, karena anggotanya ada 8, berarti saya harus bayar denda 5 ribu dikali 7 teman lainnya = 35.000. Nanti di akhir bulan dihitung setiap orang dapet traktiran berapa, lalu kami pun bisa makan-makan pake uang itu. Begitu.

Denda itu ga semata denda, karena ternyata itu jadi motivasi yang bagus. Kalo sehari keluar 35 ribu kan lumayan. Kalo bolong 5 hari dalam sebulan, berarti di bulan itu dia mesti keluar 175 ribu buat traktir temen-temennya. Lumayan gede. Tapi kalo kita emang fokusnya ke belajar nulis, sebenernya ga susah-susah amat kok bikin tulisan itu. Bukankah (hampir) setiap orang punya akun facebook atau twitter? Bukannya posting status itu udah biasa banget? Sebenernya ga ada batasan minimal posting berapa paragraf di ODOBP ini. Mau posting satu paragraf pun ga masalah. satu kalimat pun welcome. Bahkan satu kata pun, oke, ari te isin mah (kalo emang ga malu). Tapi ga masalah, selama itu ada makna yang disisipkan. Bukankah judul puisi yang terkenal punya Khairil Anwar yang judulnya Aku itu, judulnya cuma satu kata? Itu ada maknanya. Tinggal ditambah sama beberapa baris puisi aja kan. Saya yakin ga ada orang yang ga bisa bikin puisi, meski cuma satu bait bertuliskan "aku sedih, karena kamu sudah".

Intermezzonya kepanjangan. wkwkwk.. Oke kembali ke judul. Walau bagaimanapun ga bisa dipungkiri, menulis itu tidak mudah, awalnya. Tapi kalo yang saya denger dari orang yang suka nulis, dan yang akhirnya saya rasakan juga, ternyata menulis itu memang susah di awalnya aja. Setelah kita mendapatkan satu kalimat di awal, kita bisa melanjutkannya sesuai kita mau. Yang jadi kendala menulis itu biasanya karena kita menulis sekaligus mengedit tulisan tersebut. Kita jadi berperan sebagai penulis sekaligus editor. Di satu sisi kita menulis apa yang ingin kita tulis, di sisi lain di waktu yang sama kita juga mengedit tulisan kita, menilai tulisan itu bagus atau engga, layak atau engga. Faktor perfeksionis-lah yang membuatnya jadi begitu. Untuk mengatasi masalah tersebut sebenernya sudah terjawab. Jangan jadi penulis sekaligus editor di waktu yang sama. Just write. Menulis sajalah, apa yang ada di kepalamu, apa yang kamu pikirkan atau alami atau rasakan. Ga usah dulu mikir orang suka ga ya sama tulisan kita, atau saya pantas ga ya nulis kayak gini. Itu urusan entar, yang penting sekarang nulis aja dulu. Editing ada waktunya nanti.

Saya bukan penulis. Saya juga tidak suka nulis. Tapi saya pingin nulis, saya pingin jadi suka nulis. Maka saya paksakan menulis, hingga sedikit demi sedikit saya mulai menikmati proses ini. Saya tulis apapun yang saya anggap itu hal yang cocok buat ditulis, meskipun sederhana. Tulisan saya yang "Sudah Kuduga" itu berawal dari obrolan ringan saya sama si Hendri di lab. Puisi saya yang Makan Bolu itu juga kan bukan puisi yang bagus, tapi saya tetep menuliskannya karena saya memberikan makna ke dalamnya. Bahkan kegiatan saya bikin topi dari rotan pun saya capture ke posting berjudul Topi Coding. Itu semua postingan sederhana, tapi buat saya itu akan sangat disayangkan bila tidak dituliskan.

3 Kata Pertama

Akan ada satu saat dimana orang yang belajar menulis, merasa kesulitan untuk memulai tulisan, dan merasa ringan ketika sudah mulai menulis. Karena memang, biasanya yang sulit itu memulai tulisan. Kata pembuka apa yang harus saya tulis di awal. Itu terjadi kalo kita masih menimbang-nimbang awal tulisan seperti apa yang bagus buat saya tulis. Saya pengen share dikit tips memulai menulis buat temen-temen yang juga pengen latihan menulis dan mungkin masih kesulitan memulai tulisan.

Misalnya kamu sudah punya bahan tulisan, mulailah menulis apapun kata yang muncul di pikiran kamu. Misalnya saya inget percakapan saya dengan Fenti di depan Musholla kemarin, maka saya tulis:

Fenti: Baru dicukur Kang?
Toni: Kok Tau?? #puraPuraBego
Fenti (polos): iya itu keliatan beda aja rambutnya..

Dari percakapan tersebut saya bisa kembangin dengan penjelasan latar tempat, waktu, situasi, kondisi perasaan, obrolan selanjutnya. Siph! Jadilah satu postingan! Gampang pisaaan.. Alhamdulillah. Gitu.

Kalo misalnya, ternyata kamu lagi stuck ga tau tema apa yang pingin dibahas di tulisanmu, maka gunakan jurus '3 kata pertama'. Ini jurus saya ngasal aja ngasih nama dan idenya, tapi secara de jure terbukti mujarab. Begini.

Cari 3 kata yang pertama muncul di pikiranmu, lalu tuliskan. Misalnya, 3 kata pertama yang muncul di pikiran saya: lalat, jeans, tupay. Dari 3 kata itu, saya bisa kembangin jadi satu kalimat sempurna, misalnya: Si Tupay baru beli celana jeans yang warnanya kayak lalat ijo. Dari situ saya bisa eksplorasi imajinasi saya. Saya bisa lanjutin dengan mengembangkannya menjadi cerita fiksi, cerpen (cerita pendek) atau cerspen (cerita sangat pendek) atau cerspesan (cerita sangat pendek pisan). Udah dapet satu paragraf aja udah congratz! Ga usah mikir itu tulisan bagus ato engga, yang penting, kamu sudah berhasil menulis satu posting! Yeaaaah!!

Kalo cara begitu kurang sreg buat kamu, okelah. Cara lain, coba buat 3 kata pertama sebagai pembuka pembahasan. Misalnya, "kalo saya sedih.." maka lanjutkan. Contohnya "Kalo saya sedih, saya suka langsung telpon mamah terus curhat tentang kesedihan saya. Bla bla bli bli..dst." Atau contoh lain, "Cicak itu lucu kalo.. matanya pake bulu mata yang tebel dan panjang, terus jari-jarinya dipasangin cincin ali! Bla bla bli bli..dst." kamu lanjutkan tentang kegelianmu sama cicak, kenapa begitu dan apa jadinya kalo cicak itu nemplok di tanganmu. Udah dapet tuh satu kalimat. Dari situ, kamu kembangin deh jadi cerita kamu sendiri. Bravoo! Dapet lagi satu postingan!!

Satu contoh lagi. Misalnya kamu lagi galau hari ini, biasanya kan remaja mah seneng dan bangga sama kegalauan. Nah kenapa tidak diabadikan kegalauanmu itu ke dalam sebuah puisi atau syair? Biar apa? Biar kamu inget kamu udah pernah galau tentang hal itu jadi ga perlu diulang lagi, atau biar kamu suatu saat nanti bisa ketawa sendiri mengingat kegalauanmu di masa alaymu itu. :P

Intinya, mulailah menulis, apapun yang ada di kepalamu. Kalo kamu orangnya perfeksionis dan keukeuh (ngotot) pengen posting tulisan yang bagus, maka saran saya, buatlah 2 blog, satu blog yang ideal, satu lagi blog buat belajar nulis yang harus diisi setiap hari. Yakinlah walau bagaimanapun penulis pro pun katanya tetep kesulitan ketika memulai tulisan, apalagi kita yang baru belajar menulis. Yang penting ada dulu tulisannya, kalo pengen yang bagus, harus tau dulu yang jelek biar bisa dibenerin jadi bagus.

Yah, gitulah intinya. Mulailah menulis dan kesampingkan dahulu prefeksionis-nya. Mengutip kata-kata Pidi Baiq (lagi), "hidupmu hari itu adalah keajaiban, maka jangan lewatkan dengan merekamnya ke dalam sebuat tulisan."

Selamat menuliskan sejarahmu :)


chat Daily tarucing

Tarucing di Atas Motor

Silakan Ngomen
  • Marceu: kucing, kucing apah yang ga pernah salah?
  • Tole: kucing apa? kucing sombong.
  • Marceu: kenapa?
  • Tole: *berarti bukan*. iyah kan, yang sombong mah merasa selalu benar.
  • Marceu: bukan.
  • Tole: hmm.. kucing-ta kamu celamanyah..!
  • Marceu: Hahaha~ iya boleh, tapi bukan juga.
  • Tole: ga tau apa,
  • Marceu: kucing garong,
  • Tole: kucing.. ga.. wrong? Hahaha.. bolehlaa..
  • Marceu: xixixi~
Daily Impression Mikir nglamun Refleksi

Bersedihlah Pada Waktunya

Silakan Ngomen
sumber: pixabay.com

Serupa dengan ungkapan 'buanglah sampah pada tempatnya', bersedih juga harus pada waktunya.

Kita seringkali atau kadang-kadang, gimana orangnya, bersedih. Bersedih bisa kapan aja. Bersedih kadangkala tidak mengenal situasi. Kadang lagi ketawa-ketiwi sama temen, tiba-tiba dapet kabar yang tidak mengenakkan, maka jadilah bersedih. Tapi ada juga orang-orang yang tiap harinya bersedih melulu, mau lagi di tempat rame ataupun sepi. Tiap menit kerjaannya termenung, manyun, ngelamun. Kadang sampe nangis. Bantal sampe berlumuran ingus, atau kalo di tempat umum tissue bertebaran dimana-mana. Yang ada orang bukannya iba, tapi jijay (jijik ya ampyuuun..).

Jangan dikira saya menduga-duga, karena itu memang benar. Tapi yang pasti saya juga pernah mengalaminya. Lalu saya inget-inget lagi perkataan Pidi Baiq, "jangan bersedih oleh karena kita dilahirkan dari ayah ibu yang bersenang-senang". Dipikir-pikir, bener juga. Ngapain sedih mulu, terkecuali bagi orang-orang yang emang hobinya sedih, yang sedih itu baginya adalah kenikmatan. Tapi jangan laah. Ga usah laah. Sedihlah secukupnya. Emang kesedihan itu bisa menggugurkan dosa, tapi jangan dibuat-buat juga.

Naah, muncul deh kata 'dibuat-buat'. Begitulah adanya, disadari atau tidak, mesti disadari. Pernah ga, kamu mengingat tentang masa lalu yang ga enak, lalu kamu bersedih? Saya pernah. Pernah ga kamu berpikir tentang sesuatu yang kamu khawatirkan terjadi di masa depan, lalu kamu bersedih? Whuoo saya pernah. Misalnya ngebayangin gimana nanti kalo orang tua saya meninggal. Dari situ saya sedih bahkan sampe nangis. Padahal kan orang tua saya belum meninggal. Okelah kalo dari situ saya langsung samperin orang tua saya, bercengkerama, ngobrol, minta maaf atas kesalahan, sun tangan. Tapi kalo tiap hari mikirin itu, lalu tiap hari sedih, sampe pengen tiap hari bareng mama-papah, sampe pengen tidur sekasur lagi sama mereka, sampe pengen disuapin lagi kalo makan, asa kacida ue euy! (kebangetan dah!).

Atau ada yang dibuat-buat yang lebih parah lagi. Misalnya, kamu yang punya pacar, ngebayangin gimana kalo nanti akhirnya putus sama pacar, lalu kamu bersedih saat itu, pernah ga? Setiap hari lagi mikir gitu. Tiap hari ga khusyu kuliah atau sekolah, gara-gara takut diputusin, padahal diputusin juga belum. Woi wooi, bangun, udah azan shubuh! Tapi saya pernah itu. Parah lah.

Malah ada yang lebih parah lagi. Kamu lagi suka sama cewe/cowo (yang lawan jenis okey..), terus tiap hari kepikiran aja wajah dia, senyum dia. Terus tiap hari juga kamu sedih. Sedih kenapa? Sedih, gimana kalo akhirnya kamu ga jadi sama cewe itu, atau gimana kalo ternyata dia jadian sama orang lain. Kamu galau. Eaa galauwww. Terus kamu mikir lagi, gimana kalo dia akhirnya nikah sama orang lain. Wadaaww, parah pisaaan. Belum jadian belum apa, udah takut ini itu. Mau jadi apa hidup, ga maju maju?? Eh, lu jangan tanya gue pernah apa engga yah, awas lu!

Udahlah, mending putuskan untuk menikmati hidup hari ini. Ga perlu risau dengan masa depan. Kebahagiaan itu katanya diciptakan, bukan dicari. Toh kesedihan pasti bakal datang. Ga ada orang yang ga pernah sedih. Maaf, orang yang katanya gila aja, saya pernah liat dia nangis! Udah itu ketawa lagi.

Poin utamanya adalah, bersedihlah pada waktunya. Jangan sia-siakan hidupmu hari ini dengan kesedihan yang ga perlu. Bersedihlah hanya pada situasi yang mengharuskanmu untuk bersedih. Emang bisa?? Cobain deh.. :)

chat Mikir nglamun Pendidikan Tafakur Tole

"Sudah Kuduga"

4 comments
Pernahkah dalam hati kamu bilang "sudah kuduga", ketika menghadapi suatu kejadian atau jawaban? Contohnya ada percakapan begini:

  • Hendro (baca artikel): Nasi sambel telur, cuma seribu rupiah. ckckck
  • Tole: dimana?
  • Hendro: di Jogja..
  • Tole: sudah kuduga.

Kenapa Tole bisa bilang "sudah kuduga"? Karena ketika dia bertanya "Dimana?", dia sudah punya praduga atas jawaban dari pertanyaannya. Dia sudah menduga kalo harga makanan pokok yang murah itu biasanya di Jogja, karena mungkin dia pernah menemui hal tersebut atau sekedar mendengar informasi tersebut. Kalo kita sadari, setiap orang hampir pernah mengalami hal tersebut. Hanya saja tiadak semua orang melafalkan "sudah kuduga"nya. Sebagian mereka mengucapkannya hanya di dalam hati.

Kenapa orang punya praduga atas suatu hal atau jawaban atas pertanyaan yang diajukannya? Karena setiap manusia memiliki informasi awal yang menghasilkan asosiasi atau perkiraan atas kenapa suatu hal bisa terjadi. Manusia mendengar, melihat, membaca informasi dari sekitarnya. Dari informasi yang terkumpul itu terbentuklah semacam asosiasi yang menghasilkan pola-pola tertentu yang mudah dikenali. Hal paling sederhana dari pola ini adalah hukum sebab akibat. Pola yang lebih kompleks muncul dari gabungan antar pola sebab akibat yang pernah dia temui.

Kalo di makalah ilmiah, kita menemukan istilah hipotesis. Hipotesis ini membantu mempersempit arah penelitian, dengan memanfaatkan sejumlah informasi dan menguji informasi tersebut berdasarkan perkiraan hasi pengujian. Disadari atau tidak, sebenernya kita semua senantiasa membuat hipotesis dalam banyak kasus kehidupan, bahkan yang sederhana seperti dialog di atas.

Dari fakta inilah, kita melihat pentingnya sebuah informasi. Informasi didapat dari memperhatikan, menyaksikan, mendengarkan dan membaca. Dengan mengetahui fakta ini, mudah-mudahan kita bisa lebih semangat dan berbahagia untuk mempelajari apapun. :D
Daily Diary Rezeki pictures

Proyek Multimedia Aseek

6 comments
Sudah sejak pertengahan bulan Maret saya ikutan proyek pengembangan media pembelajaran untuk SMP kelas 1 semeser 1. Ini proyek kali pertama saya dapet yang temanya bukan ngoding. hampir 90% media: syuting, editing video, recording narasi, bikin slide html dan evaluasi flash. Yang dua terakhir ada ngodingnya dikit. Tapi overall ini proyek media yang saya tidak nyentuh logic code.

Lumayan rame, karena berbeda dengan proyek pengembangan aplikasi yang minim interaksi, disini banyak sekali interaksi antar anggota. Karena saya sebagai tim managemen, jadi saya punya tugas buat mengatur jalannya proyek mulai dari pengumpulan asset (video, audio, konten) dan juga memantau keluar-masuk kas. Alhasil, yang tentang kas ini, sampe bolong 1 jutaan karena ada anggaran keluar yang ga kecatet hahahaa~

Disini juga saya jadi kenal beberapa mahasiswa angkatan 2010, 2011, 2012, 2013 (saya sendiri 2008, udah basi) karena mereka juga ikut terlibat di proyek ini. Mereka ikut karena beberapa dari mereka adalah kru lab multimedia, diantaranya Retno (biasa dipanggil Eno, ini dia angkatan 2011. Akhir2 saya baru tau dia suka dagang kerudung dan pacaran sama Aldi), Handoko (biasa dipanggil Han, Ko, Wo (karena namanya Siswo Handoko), Doko. Awalnya saya kira dia angkatan lama karena badannya gede banget kayak Hulk), Lia (dipanggilnya begitu, padahal nama lengkapnya Machrita Aulia Fitri, sangat fanatik dengan PeterAnswers), Kukuh (nama aslinya Muhammad Kukuh, ga tau kenapa tapi banyak dosen yang mention dia. Mungkin karena kegantengannya), Ghiffari (biasa dipanggil Empay atau Tupay, ga tau kenapa. Saya pernah nanya tapi ga inget, mungkin karena badan dia besar atau sayanya yang ga ngerti), Puji (dipanggilnya Uji, nama usernamenya ujirahma, pinter ngegambar, dan pada saat tulisan ini diposting, dia genap berumur 21 kalo ga salah). Lima terakhir itu angkatan 2012. Saya ga bisa ngebedain karena saya cuma kenal banyak maksimal sampe angkatan 2010. Sisanya kebawah terlihat seperti sama-sama satu angkatan semua.

Di bulan April ternyata kami butuh mobil karena harus survey dan ambil gambar disana-sini. Itu karena kami dapet jatah mata pelajaran prakarya dengan bab penjernihan air dan kerajinan. Yang kerajinan ini yang lebih menguras tenaga, waktu dan biaya, karena harus ambil gambar kerajinan-kerajinan dari 8 bahan alam. Akhirnya kami sewa mobil 2 bulan. Karena ada mobil berarti harus ada supir. Maka kami hire lagi satu orang pembalap dari ilkom, namanya Asep (dipanggilnya Asep Otot. Slogannya "ini bisep (sambil nunjuk bisep dia), ini trisep (sambil nunjuk trisep dia), dan ini Asep (sambil nunjuk dada dia), udah kenal mobil sejak kecil). Di lain judul akan saya bahas perjalanan-perjalanan kami ke tempat-tempat kerajinan.

Karena sebagian dari skenarionya ada adegan diskusi anak-anak SMP, maka kami berpikir keras gimana caranya supaya bisa. Iya, karena terbayang akan sangat lama kalo pake anak SMP beneran. Akhirnya kami hire lagi artis ilkom, yang mirip anak SMP (tubuh kecil, imut dan polos). Dapetlah 4 orang talent: Anjar (angkatan 2013, pemeran Pandu, seneng banget nyebutin "Temen-temen.."), Asep (Nama aslinya Asep Hidayat, pemeran Lucky. Hingga akhir syuting, dialah pemecah rekor tak terkalahkan yang paling banyak ngabisin shoot wkwkwk..), Retno (pemeran Asri, anak lab multimedia tadi), dan Fenti (angkatan 2012, pemeran Airin, kalo kata Asep Otot "banyak yang ngincer", salahsatunya si Raksa).

Ada syuting pasti ada dong yang pegang kamera. Dialah Fadil (sekelas sama saya, angkatan telat, udah pro dan mirip Shun Oguri) dan Raksa (angkatan 2010, anggota UKM Performa juga sama si Fadil). Kami bertiga penggemar Pidi Baiq dan tulisan-tulisannya. Pernah satu waktu kami sampe ngebelain ke Bandung dulu buat ngejar launching buku Dilan di Braga, padahal lagi syuting di Tasik dan besoknya mesti syuting ke Cirebon.

Ada juga Singgih, satu kelas sama saya, cuma dia ga kompak karena sudah lulus duluan. Dia bagian managerial lapangan. Kerjanya beresin, nyapu-nyapu, dan ngepel lapangan :P. Ada juga Vera, angkatan 2010, jago konten. Hampir semua konten diberesin sama dia dan Lia. Kalo saya, udah mati itu ngerjain konsepan. lalu ada Sarah, angkatan 2011. Dia putrinya Pak Wawan empunya proyek dan pimpinan lab AI. Dia bagian pengisi suara/narasi. Dan terakhir Adit, sama sekelas juga sama saya angkatan tua. Dia bagian ngedit audio dan ngambilin suara orang tanpa izin.

Salahsatu event syuting di lab, pemerannya si Lubis
Para Talent (kiri-kanan: Pandu, Airin, Asri, Lucky)
Lain waktu saya pingin cerita beberapa detail kegiatan proyek ini, yang tidak formalnya. Thanks for reading :)
Daily Impression puisi Refleksi Tafakur

Makan Bolu

Silakan Ngomen
Tiap aku makan kamu, enak, banget
lembut, manis, pulen

Tapi akan ada satu waktu
kau membuat dadaku meleg
selalu tiba-tiba

Seharusnya aku siapkan air ketika makan kamu
Atau sebaiknya aku tidak memakanmu lagi saja?

Daily Impression

Rekaman Launching Buku Dilan by Pidi Baiq, Braga, 3 Mei 2014

Silakan Ngomen


Ke launching buku Dilan-nya Surayah, sama si Fadil dan Raksa. Bawa recorder Zoom H4n punya lab. Ini hasilnya. Emang agak jauh dari panggung, tapi masih kedengeran. Lumayan.
Daily Impression pictures

Buku Pertama Bertanda Tangan Penulisnya

1 comment
Lagi dines di Tasik, nyimpang dulu ke Braga Bandung
buat hadir di launching Buku Dilan.

Ketemu Surayah langsung,

sekalian borong buku dan minta tanda tangannya.
chat Daily Tole

Kurang Peka

Silakan Ngomen
  • Tole: Gih, katanya orang yang ngantuk,.. indera penciumannya, kurang itu, apa..
  • Sugih: peka.
  • Tole: *Dhuuutt..*
Daily Impression pictures

Topi Coding v2.0

Silakan Ngomen
TopiCoding v1 ternyata lebih feminim, jadi aku bikin lagi v2 yang lebih maskulin.
Sebenernya bukan buatan saya. Ini cuma saya lanjutin. Aslinya buatan Fenti. Kata dia, dia kasih nama itu punya topi, Topi Kerang Ajaib. Itu jari di samping punya dia. Kebetulan dia punya telunjuk dan jari tengah.
Daily Impression pictures

Topi Coding

2 comments
I made it with rotan. I called it TopiCoding.