Labels

Cari di blog ini

Bisnis Development Diary Rezeki

Cara Naikin Fee Rate Freelancing (Part 2)

Silakan Ngomen
sumber: pixabay.com
Macet mah urusan duniawi, tak perlu serius sekali lah, santai saja.. Kalau urusan ukhrowi, barulah harus serius..
~ Rizqi Fauzi Anggadinata
Itu kutipan dari salah satu postingan temen saya Rizqi, temen dan kakak kelas, temen satu grup nasyid, temen bercerita, di pesantren dulu. Bisnis dan profesi juga urusan duniawi. Sebenernya rencana nulis ini pingin yang nyantai aja gitu. Tapi ternyata arah pembahasannya jadi rada serius gini. Tapi karena kemaren udah janji buat nerusin pembahasan tentang freelancing fee dan bagaimana trik buat dapetin fee yang maksimal sebagai freelancer, jadi saya lanjutin sampe beressss.

Sekali lagi, ini trik a la Toni Haryanto. Semua yang saya jelasin disini adalah hasil perenungan dari pengalaman saya sendiri. So, saya ga jamin semua ini bisa berlaku juga sama kasus para pembaca, karena ada beberapa faktor internal dan eksternal yang jadi penentu keberhasilan. Sayangnya kalo saya cuap-cuap tentang analisisnya juga, pasti akan sangat panjang dan ngayayay, dan akhirnya jadi serius banget pembahasannya dan malah jadi ngebetein. Lagipula saya ga berminat buat nulis seserius itu saat ini hehe..

Sebenernya kalo niatnya ngejar bebas finansial, kayaknya freelancing bukan strategi yang pas. Freelancing berarti kita menjual jasa personal kita untuk suatu pekerjaan, yang kalo kita ga kerjain maka tidak ada profit buat kita. Kalo niatnya ngejar 'sedikit' kebebasan waktu, masih bisa lah dibanding bila menjadi karyawan fulltime kantoran, dengan syarat, kita mesti disiplin mengatur waktu, bahkan harus lebih disiplin lagi dibanding jadi karyawan. Kalo engga, bisa-bisa waktu untuk istirahat, waktu keluarga, waktu liburan, juga habis kepake buat beresin proyek.

Berikut tips dan trik sederhana buat maksimalin pendapatan sebagai freelance, dalam hal ini saya bahas freelance sebagai programmer. Ga tau juga nih apakah bisa diterapkan buat profesi lain atau engga.

Carilah Partner Freelance

Cari orang yang bisa bantu proyekan kita, mungkin teman atau kenalan. Memang, kalo kita membagi pekerjaan ke orang lain, biaya proyeknya pun harus dibagi. Ya iya lah, masa iya ngasih kerjaan tapi ga ngasih gaji. Kita boleh ngajak proyekan temen-temen SMK atau mahasiswa, tapi tidak cukup hanya dengan bilang "terima kasih ya, ngitung-ngitung belajar ngoding kan? Lumayan lah buat pengalaman." Walau bagaimanapun dia pakai tenaga yang harus diganti, waktu yang harus dibayar. Setidaknya buat makan kek, atau buat beli koneksi internet.

Sedangkan untuk memenuhi target penghasilan bulanan kita, kita bisa cari lagi proyekan lain kemudian membagi pekerjaan ke orang lain. Dengan begitu, tenaga dan waktu kita ga habis buat ngerjain sendiri, sekaligus bagi-bagi rejeki lah sama orang lain.

Hitung dengan Jelas Anggaran Proyek

Ini yang seringkali disepelekan oleh freelancer pemula. Kalo buat awal-awal jadi freelancer ya boleh lah, silakan saja ambil proyekan dengan harga berapapun. Tapi, seiring portfolio pekerjaan yang makin banyak, kita juga boleh bahkan harus naikin sedikit demi sedikit fee rate kita. Kita harus mulai menghitung dengan rapi anggaran proyek yang akan diterima. Supaya aman, pastikan dulu kebutuhan apa saja yang diminta oleh klien. Jangan menentukan harga sebelum mengetahui pasti secara tertulis apa saja kebutuhan sistemnya.

Kalo saya ngitungnya gini. Misalkan ada proyek bikin custom web dengan fitur ini itu. Pertama, bagi-bagi fitur ke dalam bentuk modul, atau simpelnya hitung ada berapa fitur kustom yang harus dibuat. Lalu tentukan harga setiap fiturnya. Saya tidak menghitung harga setup sistem dengan asumsi saya bikin pake CMS dan secara default CMS itu free (kecuali CMS yang berbayar). Saya juga menghitung harga desain, apakah beli dari template market, atau outsource dari temen yang bisa ngedesain, atau bikin sendiri. Nah, total biaya yang tadi itu buat fee pekerjaan saya. Saya juga memisahkan fee dengan biaya operasional seperti makan dan koneksi internet. Misalkan proyeknya bisa diselesaikan dalam waktu 1 bulan atau 25 hari, maka biaya makan harian dikali banyaknya hari kerja. Ini penting supaya fee kita ga habis di akhir proyek. Hitung juga ongkos bensin buat ketemu klien, misalnya dalam sebulan direncanakan buat ketemu klien 3 kali, berarti 3 x 20ribu buat bensin motor itu masukin juga ke anggaran operasional. Kalo ada biaya produksi seperti sewa domain dan hosting itu masukin juga ke anggaran.

Kalo misalkan ternyata setelah dihitung-hitung, biaya yang kita minta kegedean buat klien lalu klien menawar supaya harganya diturunin, kalo harganya masih masuk buat kita mengerjakan proyek tersebut, maka silakan ambil. Berarti dari harga kesepakatan itu kita atur ulang pos pos anggarannya.

Ini contoh simulasi anggaran task list pengerjaan proyek pembuatan website dengan 3 fitur yang harus dibuat.

Desain Situs Rp 300.000,00
Integrasi Desain Rp 200.000,00
Pengembangan Modul Pemesanan Rp 1.000.000,00
Pengembangan Modul Try Out Online Rp 1.100.000,00
Hosting Rp 250.000,00
Domain Rp 100.000,00
Operasional 3 orang Rp 600.000,00
Input data 6 paket soal @150.000 Rp 900.000,00
Total Biaya Rp 4.450.000,00

Intinya, hitung segala sesuatu yang memang diperlukan. Andaikata misalkan ketika kita meminta harga 4 juta seperti hitungan di atas, tapi ternyata klien tidak menyanggupi dan menawar lebih rendah, kalo ternyata permintaan harganya masih bisa diterima ya silakan diterima. Tapi kalo misalkan klien nawar dengan harga rendah, misalkan 500 ribu, saya sarankan untuk tidak mengambilnya. Karena buat saya, harga segitu bahkan tidak cukup untuk membiayai makan harian saya dan temen-temen saya. Tinggalkan saja, kecualiii, kalo niatnya ngebantu, yaa, itu beda cerita, it's up to you. :P

Hitung dengan Jelas Waktu Pengerjaan

Saya pribadi kadang suka salah perhitungan dalam menentukan lama waktu pengerjaan. Saya kadang suka ngukur dari kesanggupan saya mengerjakan proyek tersebut berapa lama. Padahal seharusnya saya juga mempertimbangkan kesanggupan temen-temen programmer lain, dan hal-hal yang tidak terduga seperti liburan dadakan keluarga dan acara kampus. Cara paling mudah adalah dengan menghitung dengan detil berapa lama waktu pengerjaan, kalo bisa per modulnya. Setelah didapatkan total lama pengerjaan, kalikan dua. Misalnya lama pengerjaan 1 bulan, maka mintalah kepada klien untuk memberi waktu 2 bulan. Tapi tetep, target waktu pengerjaan dikejar satu bulan, supaya ada sisa waktu untuk evaluasi dan bener-benerin bagian yang kurang.

Berani Menolak

Naah, ini nih, yang kadang suka sulit buat dilakukan. Banyak faktor penyebab, bisa karena lagi butuh uang, atau kliennya memelas dan kita terbujuk rayuan, atau faktor lain yang akhirnya kita terima proyek itu padahal ternyata kita belum tahu jelas detil proyeknya atau bahkan harganya udah diluar standar. Sekali lagi, jangan ragu untuk menolak, tentunya dengan cara yang baik, bila memang proyek tersebut tidak sesuai (dalam hal harga, waktu, skill, dll) dengan kita. Kalo engga, ya siap-siap aja kelabakan, habis waktu dan tenaga, dengan hasil yang kurang memuaskan. Kecualiii, kalo yaaa niatnya ngebantu, itu mah its up to you. :)

* * *

Gitulah kira-kira tips dan trik buat naikin fee rate freelancing. Memang tidak terlalu detail, tapi ya secara umum itulah faktor-faktor utama yang saya temui di lapangan, yang harus bener-bener diperhatikan kalo mau freelancing. Kalo faktor-faktor di atas ga terpenuhi, buat saya sih kondisinya jadi 'mending kerja ngantoran aja sekalian daripada freelance'.

Gitulah. Terima kasih sudah membaca sampai paragraf terakhir. :) Kalo ada tambahan nanti saya update deh post ini.


0 tanggapan:

Posting Komentar

terima kasih sebelumnya untuk tanggapannya ^_^