sumber: pixabay.com |
Hari ini saya lagi kena males nulis. Ternyata semangat buat nulis blog tiap hari, seperti yang saya dan beberapa temen saya rencanakan, tidak bertahan lama. Dan ternyata, strategi punishment menraktir bagi yang melewatkan hari tanpa menulis masih punya efek buat menggerakkan tangan saya untuk menyalakan laptop dan mulai menulis. Memang, buat saya menulis masih harus dipaksakan. Dalam beberapa kondisi saya bisa menikmati proses menulis, tapi hal itu tidak muncul tiap hari. Saya ga seperti orang-orang di di dunia ini yang katanya dilahirkan buat menulis, atau yang mendeklarasikan dirinya punya hobi menulis. Saya juga ga kayak temen-temen saya yang aktif menulis, yang tulisan mereka benar-benar saya menikmati membacanya. Saya memang harus memaksakan diri. Saya punya keinginan untuk menjadi seperti mereka, punya tulisan yang bagus-bagus dan bisa dinikmati orang lain, bermanfaat buat orang banyak. Saya senang memberi manfaat buat orang lain, dan saya ingin setiap tulisan saya bermanfaat buat orang banyak.
Barangkali itulah salahsatu kendala menulis yang menjangkiti saya dan mungkin banyak juga orang lain yang ngalamin hal yang sama. Saya mengenal hal itu sebagai bentuk perfeksionis yang merugikan. Saya sudah menyadari hal ini sejak lama. Mungkin sifat ini sudah ada dan melekat cukup kuat di bawah sadar. Maka adalah bentuk usaha saya untuk memaksakan diri secara sadar mengesampingkan tujuan baik (membuat tulisan yang selalu bagus dan bermanfaat buat orang banyak) dan mulai memaksakan menulis. Bukan tujuannya yang salah, tapi penyikapannya yang kadang kurang tepat. Alih-alih berusaha membuat tulisan yang bagus, saya malah menunda untuk menulis dan berharap hari esok punya ide dan waktu buat memenuhi itu. Maka hari ini saya menulis, sebagai bentuk refleksi diri dalam mengusahakan hidup, dalam kasus ini, menulis.
Dalam satu kesempatan, tepatnya dalam program pendampingan perintisan startup di LPIK ITB, Pak Budi Rahardjo sebagai salahsatu pemateri dengan judul Ideas, mengatakan bahwa salahsatu cara yang beliau gunakan untuk mengasah otak kreatif adalah dengan blogging tiap hari. Program tersebut memaksa diri untuk menggali ide tulisan tiap harinya. Ide ada dimanapun, ide itu berserakan, ide itu murah. Yang mahal itu realisasi dari ide yang kita dapatkan. Mencari ide tulisan itu banyak. Setiap naik motor, bersemedi di kamar mandi, pas lagi makan, lagi ngobrol, ide kadang suka datang tanpa diundang. Seketika itu ada dorongan yang kuat buat menulis. Lambat laun semangat itu meredup, ide pun pergi lagi karena diacuhkan. Maka tulisan yang terealisasikan itu jauh lebih berharga dari ide itu sendiri, meskipun ide tulisannya sederhana.
So, saya sudah menulis buat hari ini, saya akan tetap menulis dalam kondisi apapun, saya akan tetap menulis setiap hari, meskipun tidak punya koneksi internet buat posting blog. Dan yang terpenting, besok saya tidak akan menraktir temen-temen sevisi karena saya sudah posting tulisan ini, hari ini. :P
0 tanggapan:
Posting Komentar
terima kasih sebelumnya untuk tanggapannya ^_^