Labels

Cari di blog ini

Daily Jaman SMP Refleksi

Saya dan Nasyid (1)

Silakan Ngomen
Tadi sore sehabis nganter Istri ke tempat workshop crafty, kami mampir dulu ke Borma Padalarang. Bukan untuk menyapa si pemilik Borma karena saya tidak tau siapa dia, tapi mau membeli sesuatu. Sesuatu itu adalah parutan buat wortel supaya si wortel terpotong panjang-panjang gitulah.

Di Borma ketemu sama temen SMP yaitu dia si Yanda. Dia sama calonnya mau belanja sesuatu yang lupa saya tanyakan. Dia cerita kalo sekarang dia kerja di Dinas Pendidikan Bandung Barat. Minggu-minggu kemaren dia ada kegiatan di SMP dan ketemu beberapa guru yang ternyata masih ingat padanya. Salahsatunya adalah Bu Dewi.

Nah itu latar belakang dari apa yang akan saya ceritakan sekarang. Mengingat Bu Dewi saya jadi inget dulu pernah minjemin saya kaset nasyid Shaffix. Kalo tidak salah album pertama. Beliau menawari saya pinjaman karena beliau tau saya juga suka dengerin nasyid. Saya kenal nasyid pertama kali pada saat SD, yang mana ketika itu salahsatu abang saya dari uwa saya memberikan kaset nasyid Raihan album pertama miliknya kepada saya. Dari situ saya setel terus sampe hapal meskipun tidak dihapal, dan akhirnya suka.

Kembali ke Shaffix. Waktu itu saya pertama denger belum terlalu akrab sama lagunya. Jadi saya cuma putar sekali saja. Belum suka waktu itu. Ga kerasa sudah satu minggu saya pinjam dan saya baru setel itu kaset sekali atau dua kali. Ketika suatu saat bertemu sama Bu Dewi, saya ditanya lagu yang mana yang paling saya suka. Saya jawab satu lagu yang belakangan saya tau judulnya 'Dalam Doa'. Saya jawab itu bukan karena itu yang saya paling suka, tapi karena itu yang saya paling ingat. Tapi pada akhirnya saya suka juga semua lagu Shaffix. Saya jadi suka karena saya sering setel itu sehingga akrab di telinga.

Kesini-kesini saya paham bahwa orang menyukai suatu musik bukan karena faktor lagunya yang enak didengar saja, tapi juga karena sering didengarkan. Awalnya mungkin ada dorongan untuk menyetel berulang, apakah karena disuruh teman, guru, atau orang lainnya, atau karena penasaran, gengsi, biar dianggap gaul, respek, ataupun alasan lainnya. Tapi saya berani bilang awalnya pasti orang belum suka. Dia akhirnya suka dengan sepenuh hatinya karena ia sering mendengar, sampai akrab di telinganya, dan diterima oleh bawah sadarnya sebagai lagu yang enak didengar. Meskipun bagi orang selain dirinya lagu itu dianggap tidak enak atau bahkan mengganggu pendengaran.

Dari kesimpulan itulah saya belajar menghargai orang lain dan selera musik masing-masing mereka.

0 tanggapan:

Posting Komentar

terima kasih sebelumnya untuk tanggapannya ^_^