Labels

Cari di blog ini

Daily Tafakur

Cuma Kurang Satu Menit Saja

Silakan Ngomen

Pulang dari kampus, setelah main-main bentar sama Wil lalu ngelonin dia (mamahnya sih yang ngelonin), akhirnya Wil pun tertidur, bersama saya yang kecapean. Si Kamah ngingetin saya supaya posting dulu karena hari ini belum posting. Tapi saya sudah terlanjur ngantuk dan berharap di detik-detik terakhir pergantian hari, saya bangun dan terjaga buat posting.

Benarlah, saya bangun tengah malam, dibangunin sama si Kamah. "A, udah jam 11:57, cepetan posting". Aku yang masih lulungu seketika loncat dari kasur dan membuka laptop. Syukurlah laptop sudah dinyalain sama si Kamah. Tapi masalahnya, modemnya belum nyolok. Rencananya saat itu yang penting bikin judul dulu kemudian posting. Kontennya nyusul kemudian.

Modem sudah dicolokin. Singggg... sunyi. Nunggu suara "Dongdeng.. Dengdong.." (suara notifikasi kalo ada perangkat yang terkoneksi dengan komputer. Saya pake Ubuntu). Satu menit sudah berlalu. Sambil nunggu koneksi masuk, saya buka browser. Singgg.... sunyi. Saya ketikkan blogger.com. Ga konek. Saya refresh berkali-kali. Berkali-kali. Masuklah ke blogger. Saya tekan tombol Buat Entri. Loading. Loading. Muncul halaman form entri. Udah 23:59. Saya ketikkan judul, lalu klik tombol Publikasikan. Loading. Loading. Halaman browser akhirnya kembali ke daftar post, yang tandanya sudah berhasil publis. Saat itu pukul 00:00, berarti sudah pindah hari.

Saya buka homepage, dan benarlah posting yang baru saja saya post itu ternyata terpasang di hari kamis. Cuma kurang satu menit saja padahal. Saya berpikir dan terheran-heran jadinya, kenapa 00:00 itu masuk ke hari yang baru, bukan menit terakhir hari yang sebelumnya -____-

Rasanya ingin geser menit, satu meniiit saja. Tapi tak ayal, itu jam settingan server si google, bukan jam di komputer saya, meskipun bisa saya manipulasi tanggalnya, tapi hati berkata "jangan.."

Satu menit begitu berharga. Bahkan mungkin itu dalam hitungan detik. Kita tidak bisa kembali mundur walau cuma satu detik. Baru kali ini saya merasakan ketegangan dikejar-kejar detik. Saya jadi inget satu kisah:
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata:` Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.
Itu adalah gambaran seseorang setelah ia mati lalu dihidupkan kembali, sehingga ia dengan segala penyesalannya berharap untuk dihidupkan kembali dari kematian lalu menambal amal kebaikan yang kurang sehingga amalnya bisa menyelamatkannya, meskipun cuma satu menit saja. Sayangnya, Allah sekali-kali tidak akan pernah menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktu kematiannya.

Kejadiannya persis seperti saya yang dikejar-kejar deadline 23:59. Sekali-kali waktu itu tidak dapat dimundurkan. Sekali-kali tidak dapat aku kembali ke menit-menit sebelumnya supaya postingnya lebih leluasa. Saat itu saya hanya tinggal menunggu waktu hingga ia tiba di angka 00:00 maka habislah waktu posting saya hari itu dan sekali-kali waktu tidak akan dapat ditangguhkan.

Semoga saya, dan keluarga saya, dan sahabat saya, tidak termasuk orang-orang yang melalaikan waktu meski hanya satu detik, untuk tertinggal amalan, sehingga menjadi kelompok orang yang merugi di akhirat seperti gambaran pada ayat di atas, al-Munafiqun: 10-11.

Sasya pun tidur lagi, sembari menghitung berapa banyak uang yang tersisa untuk bisa mentraktir teman-teman #ODOBP. Oh, ternyata masih banyak.

0 tanggapan:

Posting Komentar

terima kasih sebelumnya untuk tanggapannya ^_^