Labels

Cari di blog ini

Daily Menulis

Programmer Sulit Menulis?

Silakan Ngomen
Kata siapa? Programmer malah menulis banyak banget, baris-baris kode buat aplikasi yang lagi dibuatnya. hehe.. Mungkin yang mereka maksud adalah menulis semacam artikel atau tulisan wacana yang bukan kode program. Fiuhh.. mendengar pernyataan tersebut, ingin rasanya membenarkan. Sudah sejak majalah online nyanKod pertama berdiri, saya hampir selalu keteteran buat nulis rubrik tentang JavaScript di majalah tersebut, meskipun akhirnya tuntas. Bukan kesulitan menuliskan baris-baris kode JavaScriptnya, tapi sulit menuangkan gagasan yang ingin diutarakan. Selain itu, sudah hampir satu semester website saya tidak saya update, apalagi blog. Posting ini adalah pesting ketiga dari dari awal mula komitmen saya untuk belajar menulis lagi, minimal 1 posting per hari. Menulis apapun, yang penting menulis. Apa gerangan penyebab kesulitan saya ini?
Pertanyaan seperti judul tulisan ini memang pernah muncul saat saya menghadiri sebuah pertemuan tentang kepenulisan di Museum Konperensi Asia Afrika. Posisi saya saat itu adalah sebagai programmer. Tapi saya ikut terjun ke program penulisan jurnal di museum. Makanya saat saya memperkenalkan diri sebagai seorang programmer, muncul pertanyaan "oh, emang programmer bisa nulis juga ya? eeh, biasanya kan programmer ngga nulis." Hahaha.. kira-kira seperti itu perkataannya, kalo saya tidak salah ingat. Entah dari mana sumber pendapat tersebut. Tapi di dalam hati, saya mengakui saat itu, saya sedang berada di tempat yang penuh dengan orang-orang yang gemar dan bahkan pandai menulis, pada saat kondisi saya belum siap menjadi penulis.

Memang tidak semua programmer kesulitan membuat tulisan gagasan. Tapi saya adalah salahsatu diantara mereka yang masih kesulitan untuk menulis. Ada beberapa faktor -setelah saya menelaah diri saya pribadi- yang menimbulkan kesulitan (atau perasaan sulit) bagi seorang programmer untuk menulis. Diantaranya -dan paling dominan pada diri saya, adalah sifat perfeksionis. Sebagai programmer saya selalu ingin program saya berfungsi dengan baik tanpa ada bugs, error atau celah keamanan. Hal tersebut seringkali juga menghambat saya untuk membuat program dengan cepat dan efisien. Idealnya dalam membuat program, kita selesaikan dulu task utama dan mengesampingkan sisi bugs atau error, karena hal tersebut dapat diselesaikan pada tahap testing. Dengan begitu bekerja akan menjadi lebih efektif karena fokus tidak terpecah. Nah, ternyata hal semacam ini juga merasuki dunia kepenulisan saya. Karena ingin tulisan yang saya buat keren, rapi dan enak dibaca, akhirnya menulis pun tidak kunjung dimulai karena bingung apa yang hendak ditulis pertama kali. Ada semacam kekhawatiran kecil tentang apakah tulisan saya enak dibaca atau tidak, mudah dipahami atau tidak. Sampai akhirnya niat menulis pun batal karena alasan belum mood atau belum dapat ide yang bagus.

Faktor lainnya adalah kemalasan. Kemalasan ini muncul karena merasa waktu yang ada masih panjang dan bisa dimanfaatkan untuk berpikir tentang ide tulisan. Selain itu kemalasan tetap bercokol karena kegemaran menulis belum menempel di hati. Padahal rasa gemar menulis ini akan muncul ketika kita sudah bisa mengatasi hambatan-hambatan untuk memulai menulis. Jadi ya saling tumpang tindih.

Solusi untuk dua penyebab utama sulit menulis ini adalah dengan memaksakan diri memulai menulis. Tulislah tentang apapun, sesederhana dan sependek apapun. Kalo ngotot pingin publikasiin tulisan yang bagus, maka buatlah sebuah blog pribadi yang bebas dan tidak mengikat (kalo perlu tidak perlu orang tau) untuk menuangkan tulisan sederhana kita. Nanti kan kalo ternyata ada tulisan bagus yang nyangkut, baru bisa dipindahkan ke website atau blog utama kita.

Yah, setidaknya itulah yang saya coba terapkan. Mudah-mudahan jadi solusi yang benar. Toh, jurus ampuh untuk melawan ketakutan adalah menghadapi ketakutan itu, jurus untuk melawan kemalasan adalah dengan bergerak. Salah seorang guru saya pernah bilang, ketika kami sedang berlatih bela diri di pesantren, "lamun hoream latihan, hiji-hijina solusi mah, Allahuma paksakeun! Ngorejat tuluy gerak latihan!".

Mudah-mudahan kedepannya kesulitan menulis ini hilang dan menulis menjadi kegemaran. Practice makes perfect! Begitu bukan? :D

0 tanggapan:

Posting Komentar

terima kasih sebelumnya untuk tanggapannya ^_^