Labels

Cari di blog ini

It's Time for New Chapter

Silakan Ngomen

Sayonara Blogger. Sepertinya New Chapter gw akan tertulis di Medium. Ga kenapa-napa. Biar satu aja yang diurus, ga banyak-banyak hehe.. Sepertinya untuk saat ini Medium lebih relevan untuk dipakai. No hard feeling. Udah ada banyak kenangan dan catatanku kutulis di platform ini. Ia akan tetap disini, tak akan kupindahkan ke Medium atau tempat lainnya.


Banyak hal yang perlu kusesuaikan untuk menuliskan chapter baru. Chapter apa yang dimaksud? Itu akan kubahas di Medium. Kamu boleh kunjungi https://toharyan.medium.com/


Sampai ketemu di sana. Bye!

Family

Karena Doa Mama

Silakan Ngomen
Mama: Kalo mamah keluar kerja sekarang, uang pesangon mamah ga akan cair. Jadi mesti nunggu bulan depan resign-nya 
Toni: Mamah kejar apa lagi sih, kalo mamah keluar kerja sekarang pun Toni mampu buat gantiin gaji mamah! Ga perlu risau sama uang yang sedikit itu! 
Mama: Iya, Ni. Maafin mamah ya. Mamah mah kasian liat kamu punya nasib begini, ditinggal wafat istri dengan tiga anak. 
Toni: Ya udah makanya mamah keluar kerja aja. Udah waktunya resign. Tugas mamah main aja sama anak-anak 

Itulah sekilas percakapan kami di motor, malam hari ketika gerimis. Aku lupa kami habis dari mana. Aku lupa anak-anak lagi sama siapa. Yang pasti, itu beberapa hari setelah istriku meninggal. Berarti sekitar bulan desember, pekan ketiga atau keempat. Aku membonceng mamah. Air mataku masih berderai, tersamarkan dengan tetesan gerimis. Kucoba sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan suara isak atau getaran dada sedikitpun biar mamah ga usah tau kalo aku masih suka nangis. 

Sejak saat itu mamah akhirnya memutuskan untuk keluar kerja. Sudah 10 tahun beliau bekerja di sebuah pabrik garmen, sebagai tenaga keamanan. Sampai detik itu seingatku aku baru bisa kasih uang bulanan satu juta. Setelah istri wafat, hampir semua uang gaji bulanan kuberikan ke mamah. Karena Wildan dan Milki tinggal di rumah mamah, dan mamah sudah berhenti bekerja. Baru 2 bulan setelahnya gaji naik dan aku bisa kasih uang bulanan lebih besar dari nilai gaji mamah saat bekerja dulu. 

Sejak saat itu pula kulihat mamah semakin rajin baca alQuran dan shalat dhuha. Di akhir setiap sholatnya beliau berdoa cukup lama, sepertinya sangat khusyu, bahkan ketika Milki nangis manggil-manggil ambu (panggilan ke mamah buat anak-anak) pun mamah tetap tak bergeming, melanjutkan doa. Tangannya terangkat. Aku tak tahu doa apa yang beliau panjatkan. Tapi aku yakin ada namaku disana. 

Salah satu dorongan paling kuat untuk menikah lagi adalah karena aku yakin mamah sangat ingin melihat anak tunggalnya ini bahagia lagi dalam berumah tangga. Aku ingin membahagiakan mamah, dengan menikah lagi. Ketika sebagian orang mengatakan untuk membahagiakan dahulu anak-anak dan orang tua, justru aku berpikir diantara cara untuk membahagiakan mereka adalah dengan menghadirkan kembali sosok ibu bagi anak-anak, menantu bagi mamah. Sejak pemikiran itu muncul, aku akhirnya memutuskan untuk move-on dari dia-yang-in-syaa-Allah-sudah-tenang-bersama-Allah dan mulai melakukan pencarian.

Mamah pernah mendoakanku, supaya aku cepet dapet pengganti, yang lebih sholehah, yang bisa sayang sama anak-anak. Kukira setelah momen itulah aku mulai mendapatkan banyak jalan untuk bertemu dan dekat dengan seorang wanita. Sebenarnya aku sering bertemu dengan wanita ini, tapi cukup banyak lika-liku hingga akhirnya aku yakin untuk mendekatinya. Hingga detik aku menulis ini, aku semakin kenal dan semakin dekat dengannya, bahkan sudah berkunjung ke rumah keluarganya, aku yakin semua kemudahan itu tidak lepas dari doa mamahku. 

Jadi aku memutuskan menikah lagi demi mamah? Bagaimana dengan kebahagiaanku? Tentu saja, itu tidak perlu dimention. Aku sangat bahagia dengan perasaan yang Allah telah turunkan ke dalam hatiku, kepada wanita ini. Dan aku bersyukur mamah dapat menerima pilihanku, atau lebih tepatnya pilihan Allah untukku. Aku mengatakan kepada dia yang terpilih ini, kalau nanti setelah menikah aku harus tinggal bersama mamah. Kalaupun tidak serumah, minimal berdekatan dengan mamah. Aku satu-satunya anaknya yang bertanggung jawab atas hari tuanya. Alhamdulillah dia mampu menerimanya dengan baik. Itu satu hal yang sangat aku syukuri. 

Dua tahun lalu, saat lebaran, mamah pernah berbisik, kalau beliau ingin sekali berangkat umrah. Awal tahun 2020 kemarin aku sudah berhasil mengumpulkan uang untuk beliau berumrah, yang akhirnya habis juga dipakai usaha dan renov rumah dengan alasan Masjidil Haramnya juga ditutup karena pandemi. 

Aku tak tahu apakah Allah ingin aku menikah dahulu atau mengumrahkan mamah dulu. Keduanya sama-sama tidak ada daya bagiku, sedang Allah Maha Kaya. Sangat mudah bagi Allah mewujudkan keduanya sekaligus. Sekali lagi aku berpasrah atas skenario selanjutnya kepadaNya. Jadi kali ini, aku akan meminjam kekuatan doa mamah lagi, supaya aku disanggupkan untuk menikah secepatnya, dan juga mengumrahkan beliau secepatnya.

Semoga aku jadi anak yang dimampukan berbakti kepada mamah dan juga bapak, juga mamah dan bapak mertua. Oh ya, aku selalu menganggap setelah menikah aku jadi punya 4 ortu. Dan ketika nanti menikah lagi, aku akan jadi punya 6 ortu. Bagi sebagian kalangan, mertua adalah beban. Bagiku, itu adalah karunia.
belajar Daily Family Mikir

Progress Belajar Lagi Ilmu Nikah

Silakan Ngomen

Ditinggal Wafat Istri

Saat tulisan ini ditulis, sudah 8 bulan sejak kematian istri saya. Istri saya wafat pada tanggal 19 Desember 2019. Bulan-bulan awal adalah situasi yang sangat menyedihkan. Ga perlu dijelaskan bagaimana menyedihkannya karena memang sulit. Tapi satu hal yang selalu membuat saya merasa harus kuat adalah ingatan saya kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang punya perjalanan hidup yang jauh lebih berat dibanding apa yang saya sedang alami. Saya ditinggal wafat istri saya, sedangkan Rasulullah ditinggal wafat istri pertamanya Khadijah radhiyallahu anha dan juga paman terkasihnya Abu Thalib, yang selama itu mengurus, mendukung dan melindungi beliau selama berdakwah di Makkah. Keduanya meninggalkan Rasulullah di tahun yang sama. Lebih jauh lagi beliau sudah ditinggal ibu dan ayahnya sejak lama, dittinggal kakeknya juga. Allah masih menyisakan untuk saya 3 orang anak yang lucu dan baik, juga masih punya orang tua yang lengkap. Sedangkan Rasulullah diuji dengan ditinggal wafat semua anak-anak laki-lakinya saat kondisi masih balita. Kalau aku harus larut dalam kesedihan, maka sesungguhnya Rasulullah-lah yang jauh lebih pantas untuk berlarut dalam kesedihan. Tapi beliau tampil di depan ummat dengan gerakan move on yang luar biasa. Tiadalah beliau dapat demikian kecuali karena bergantungnya hanya kepada Allah, sehingga Allah menguatkan dan meneguhkan hati beliau. Maka dari itu, sudah sepantasnya bagi saya untuk juga bergantung hanya kepada Allah, dan memohon kekuatan kepadaNya.

Itu adalah satu paragraf yang akhirnya bisa saya tulis dan saya ringkas tentang perjalanan move on saya setelah ditinggal istri. Awalnya ingin dibuat artikel khusus. Tapi saya lebih ingin larut dalam doa mendoakan istri saya daripada larut dalam dalam sedih dan ratapan. Maka titik ini adalah titik move on saya atas kondisi tersebut. Bismillah.

Belajar Lagi Ilmu Nikah

Kira-kira sejak bulan ke-3 setelah kematian istri, baru mulai terpikirkan untuk menikah lagi. Terutama setelah salah satu guru saya menasihatkan kepada saya untuk menikah lagi. Beliau berkata, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal saja menikah lagi di hari ke-3 setelah ditinggal wafat istrinya. Saat itu saya bilang kalau saya tidak sesoleh Imam Ahmad. Beliau lalu menimpali dengan bilang, "Ya minimal amalan menikah laginya dicontoh" hehe..

Setelah itu saya mulai berpikir untuk menikah lagi. Tapi banyak pertimbangan, jauh lebih banyak ketimbang saat mau menikah dulu. Sekarang saya punya anak tiga. Ada banyak kekhawatiran apakah istri saya nanti akan dapat berinteraksi dengan baik dengan anak-anak saya. Belakangan hal ini tidak terlalu menjadi kerisauan karena setelah bulan ke-4 saya mulai terbiasa dengan kondisi anak-anak sekarang yang tanpa ibu. Wildan dan Milki tinggal bersama saya di rumah mamah dan mamah yang lebih banyak mengurus mereka terutama saat saya pergi bekerja. Kia anak ketiga saya tinggal bersama ibu mertua saya dan saya selalu menengok dia satu sampai dua kali seminggu (yang mestinya lebih sering karena jarak dari rumah mamah ga jauh, cuma beda dua desa saja). Artinya istri baru saya mestinya tidak akan terlalu diberatkan nantinya setelah kami menikah.

Namun kemudian ada pemikiran baru, apakah ada wanita yang mau menikah dengan duda anak tiga hahaha.. teman-teman saya menghibur dengan berkata bahwa usia saya masih relatif muda untuk menikah lagi. Harusnya untuk saya tidak sulit menemukan pasangan hidup baru. Oke, itu cukup menghibur hehe..

Dari situ akhirnya saya mulai belajar lagi ilmu nikah. Saya upgrade pemahaman saya. Saya banyak mendengar materi-materi nikah dari para asatidz di Youtube, diantaranya dari ustadz Nuzul Dzikri dan ustadz Felix Xiauw. Ternyata banyak persepsi baru yang selama ini saya tidak miliki. Banyak muncul juga penyesalan di dalam diri, kenapa dulu selama 10 tahun menikah dengan Rinei saya tidak begini dan begitu. Saya berusaha keras menerima diri saya yang sangat banyak kekurangan dan kesalahan selama 10 tahun menikah. Akhirnya saya bisa menerima itu sebagai hasil belajar dari pengalaman saya. Kedepannya seharusnya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Gagasan tentang Taaruf

Saya berdiskusi dengan banyak kawan dan sahabat saya. Salah satunya N yang juga tetangga seberang rumah saya. Dia belum menikah. Usianya mungkin 1-2 tahun di bawah saya. Dia membawa konsep taaruf sebelum menikah. Taaruf yang dimaksud adalah berkenalan lebih dalam dengan calon pasangan, baik itu sudah pernah kenal ataupun belum. Untuk teman taaruf yang baru kenal, kita menggunakan media CV taaruf. CV ini mirip seperti CV yang biasa kita gunakan saat melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan. Isinya ada profil pribadi, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, plus beberapa tambahan seperti gambaran fisik pribadi, harapan gambaran calon pasangan, visi misi pernikahan dan gambaran setelah menikah. Tujuan CV ini untuk menjadi filter awal kecocokan dengan calon pasangan nanti. Jadi sebelum bertemu atau berkomunikasi langsung, akan ada pihak penengah (biasanya asatidz di sebuah lembaga atau komunitas) yang akan mencocokkan CV laki-laki dan perempuan. Harapannya supaya saat dihubungkan untuk proses taaruf dan berdiskusi bisa lebih cepat dan fokus ke pembahasan yang lebih dalam.

Awalnya saya berpendapat lebih baik menikah dengan orang yang sudah pernah kenal sebelumnya. Sehingga penyesuaiannya bisa lebih mudah. Tapi N mengatakan justru proses taaruf, plus dengan bantuan CV taaruf ini kita bisa kenal lebih dalam, jauh lebih dalam dibanding dengan orang yang kita anggap pernah kenal sebelumnya. Dari CV taaruf saja sudah tertuang hal-hal spesifik dan cukup mendalam tentang calon pasangan kita. Di tahap taaruf pun masing-masing pihak sudah dalam kondisi siap membuka diri memberi penjelasan tentang kondisi yang perlu diketahui oleh lawan bicara. Satu hal yang juga penting, proses ini mesti ditempuh dalam koridor aturan syari, seperti tidak boleh berkhalwat, harus ada pihak ketiga yang menemani. Hal ini nampaknya akan sulit diterima bagi penganut kenalan dengan berpacaran.

Belakangan saya tawarkan gagasan taaruf ini kepada salah seorang sahabat saya S yang juga belum menikah. Dia adalah teman seangkatan di pesantren. Dan dia termasuk yang sulit untuk menerima gagasan taaruf ini. Alasannya karena katanya beda circle. Orang-orang yang menjalani proses taaruf ini biasanya ada di lingkaran santri, anak-anak remaja hijrah dan kalangan soleh lain yang dia merasa dia tidak cukup soleh untuk menempuh proses ini. Selain itu, dia juga berpikir akan sulit untuk menemukan kecocokan hanya dari proses yang singkat seperti ini. Dia harus mengenal calon pasangan dengan mengobrol lebih dalam dan intensif sampai ketemu kecocokan atau ketidakcocokannya.

Satu hal yang saya garis bawahi dari penjelasan S adalah, bahwa pernikahan itu adalah ibadah yang lama, sehingga tidak baik bila tergesa-gesa dalam mengambil keputusan siapa yang akan menjadi pasangan kita nantinya. Lebih baik menunggu sedikit lebih lama daripada terburu-buru menikah tapi akhirnya tidak bahagia karena menikah dengan pasangan yang tidak pas. Pendapat ini saya aminkan, sehingga yang tadinya saya cukup bersemangat untuk menyegerakan menikah, akhirnya mulai lebih tenang untuk melakukan persiapan lebih matang lagi. Saya pun memutuskan untuk belajar lagi. Saya merasa masih ada kepingan puzzle yang belum lengkap untuk hal ini.

Update Belajar Ilmu Menikah

Di hari saya menulis tulisan ini, saya mengikuti materi seminar dengan tema nikah. Seminar pertama adalah event Kuliah Pra Nikah online yang diselenggarakan oleh @KUASkuad. Seminar yang pertama diselenggarakan di waktu siang setelah waktu sholat zuhur. Kuliah pranikah ini sudah saya mendaftar beberapa hari sebelumnya dan merupakan rangkaian materi selama 3 hari kedepan.

Kuliah Pra Nikah materi pertama diisi oleh ustadz Hendra Ubay dan ustadz Rifky Jafar Thalib. Bentuknya lebih ke talkshow menjawab pertanyaan-pertanyaan umum seputar pranikah. Event ini disiarkan via Instagram live. Ada beberapa poin penting yang saya garisbawahi dari materi ini yang paling berkesan buat saya.

Pertama terkait kriteria kecocokan dengan calon pasangan. Awalnya saya punya kesimpulan bahwa kita harus memilih pasangan yang cocok dengan diri kita. Kecocokan ini mesti dibahas dari banyak sudut pandang, mulai dari level pemahaman agama, latar belakang keluarga, tingkat ekonomi, kesehatan fisik dan psikis, sampai penampilan fisik. Saya melihat ada tantangan untuk menggali kecocokan seperti ini, bahwa butuh waktu yang entah berapa lama untuk taaruf sampai kita merasa cocok atau tidak cocok. Ketika sudah merasa cocok pun, akan ada kekhawatiran akan hal-hal yang tidak dapat kita gali dan ketahui. Terkait kekhawatiran ini terjawablah di dalam kuliah materi pertama ini.

Ada pertanyaan seperti ini: "Kalau tidak pacaran ga akan bisa kenalan". Jawaban dari ustadz Rifky seperti ini. Bahwa persepsi itu adalah syubhat yang hari ini tengah menjangkiti kaum muda kita. Islam adalah pedoman hidup yang lengkap. Untuk urusan sederhana seperti makan dan buang air saja ada aturan rincinya. Apalagi urusan ibadah besar seperti nikah, maka mestilah Allah memberikan sarana untuk menempuh itu. Konsep yang ditawarkan oleh Islam adalah taaruf, yakni bertanya kepada calon pasangan terkait banyak hal sebelum menikah. Melalui taaruf ini, tentu kita tidak akan tau semua hal. Statemen beliau yang menarik tentang hal ini adalah bahwa dibalik ketidaktahuan kita tentang perkara yang tidak dapat diketahui selama taaruf, itu tersimpan husnuzhan kita kepada Allah atas calon pasangan kita. Saat itulah kita diuji oleh Allah bagaimana kita mampu berprasangka baik kepada Allah, bahwa tidak mungkin pasangan kita jauh dari sifat kita. Wanita baik untuk laki-laki baik, dan sebaliknya, sebagaimana firman Allah terkait hal ini. Tambahan dari kesimpulan pribadi saya tentang hal ini, bahwa ketika kita menerima pasangan kita melalui proses yang baik dengan niat yang baik, maka disitulah letak kepasrahan kita kepada Allah, bahwa kita yakin Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Ada satu lagi pertanyaan menarik di sessi ini. Bagaimana tanggapan atas penyataan "bila kita menjalani proses taaruf yang cuma sebentar ini, bagaimana mungkin pertemuan sebentar ini bisa cinta sama calon pasangan. Saya kan butuh cinta nikah ini. Bagaimana saya menikah dengan orang yang tidak saya cintai?" Ustadz Rifky menjawab begini, "Nikah itu landasannya bukan cinta. Menikah itu landasannya taqwa." Bukan berarti menikah itu tidak butuh cinta, tapi ketika menikah itu landasan pondasinya taqwa kepada Allah, maka cinta yang tumbuh nanti adalah cinta yang suci, bukan cinta dari syahwat.

Ustadz Rifky kemudian mengisahkan shahabat Abu Dzar al-Ghifari, sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dipuji oleh Nabi sebagai shahabat yang mulia, berwibawa dan punya kedudukan di sisi manusia dan di sisi Rasulullah. Ketika Abu Dzar hendak menikah, beliau berkata pada teman-temannya "Saya mau menikah, tolong carikan untukku wanita yang mengerti agama". Itu adalah standar dari Abu Dzar, hanya satu, paham agama. Ga ngasih kriteria lain yang lebih spesifik seperti tampang, nasab dan status ekonomi. Kemudian salah seorang temannya, dengan niat bercanda berkata "saya punya budak perempuan, hitam, jelek, tapi paham agama". Candaan ini diseriusin sama Abu Dzar dengan menjawab "Saya mau". Teman-temannya kaget. Dan beneran menikah. Karena yang dicari oleh manusia sekelas Abu Dzar bukan cinta karena fisik. Belakangan teman-teman Abu Dzar datang lagi untuk mengetes Abu Dzar dengan berkata "Kamu ga mau menikah dengan wanita yang cantik?". Abu Dzar kemudian menjawab "Istriku ini, dia yang membangunkanku ketika aku tertidur, dan dia yang mengingatkan aku ketika aku lupa, dan dia yang menguatkanku ketika aku lemah. Kalau nanti kalian tau bagaimana indah wajah istriku ini ketika Allah masukkan ia ke dalam surga, maka kalian akan menyesal kenapa bukan kalian yang dulu menikahinya". Maa syaa Allah. Artinya, cinta itu sesuatu yang dimunculkan setelah pernikahan, bukan sebelum menikah. Boleh sih cinta sebelum menikah. Tapi jangan sampai karena belum tumbuh cinta sebelum menikah, membuat kita jadi mengurungkan niat untuk menikah.

Tambahan dari saya, bahwa kita perlu ingat salah satu nasihat dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam "Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian." Ini adalah nasihat untuk pihak wanita dan keluarga wanita. Kriteria utamanya sama, agama. Kita tetap tidak boleh menafikan juga nasihat lain dari Rasulullah supaya melihat dulu pasangan kita sebelum memutuskan untuk menerima atau melamar. Artinya faktor kecocokan dari sudut pandang yang lain selain agama juga sangat diperbolehkan bahkan dianjurkan mencari yang setara. Bila ada sedikit kejomplangan, maka perlu dibicarakan sejak awal.

Maka pemahaman baru saya tentang hal ini adalah, bahwa kriteria itu boleh ada dan spesifik, tapi tidak mesti terlalu saklek. Asal pemahaman dan pengamalan agamanya baik sebagai kriteria agama, dan sekiranya kita dapat menerimanya pada kriteria yang lain yang masih bisa dikompromikan, maka jangan sia-siakan. Setelah itu, garis bawahi hal ini, bertawakkal dan berprasangka baiklah kepada Allah, bahwa Allah akan selalu menolong dan membimbing kita karena kita menikah dengan niat ibadah dan dengan landasan taqwa. Ini adalah jawaban atas kekhawatiran saya yang sebelumnya tentang hal-hal yang tidak memungkinkan diketahui selama proses taaruf.

Terakhir terkait pembahasan ini, di dalam surat Maryam ayat 96, Allah berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." Di dalam ayat tersebut Allah menggunakan huruf sa pada kalimat sayaj'alu yang artinya "akan". Kata cinta atau kasih sayang yang digunakan pada ayat ini juga menggunakan kalimat wuddan, bukan hubban. Tafsirnya adalah, bahwa rasa cinta akan ditumbuhkan setelah manusia melalui proses pernikahan.

belajar belajar ngaji Daily keluarga kreatif menghapal alquran Pendidikan Projects

Template Pritable Ceklis Hafalan Juz Amma (Juz 30)

Silakan Ngomen
Di rumah sudah berjalan sekitar satu bulan, keluarga belajar membaca al-Quran. Alhamdulillah inisiatif datang dari para orang tua sendiri, uwa dan kakak. Mereka meminta saya untuk memandu belajar baca al-Quran. Terkait metode apa yang saya gunakan untuk mengajarkan membaca al-Quran in syaa Allah dibahas di artikel lain.

Artikel ini khusus saya buat untuk membagikan dokumen printable untuk ceklis hapalan surah dalam al-Quran juz 'Amma atau juz 30. Ini adalah program perdana yang saya buat untuk membuat variasi program belajar ngaji keluarga. Khusus jadwal hari sabtu malam digunakan untuk setor hapalan surat-surat pendek yakni surat yang ada di juz 30. Supaya mudah trackingnya, saya membuat dokumen spreadsheet sederhana untuk memantau perkembangan hapalan para peserta.

penampakan printable ceklis hapalan surat al-quran juz amma 30
Penampakan printable ceklis hapalan surat al-quran juz amma 30 setelah diprint.
Saya print 2 sheet per page biar irit

Sengaja ceklisnya saya buat per ayat dan bukan per surat. Untuk surat-surat super pendek mungkin bisa langsung diceklis satu surat. Tapi untuk progres selanjutnya saya ingin para peserta belajar dapat menambah hapalannya minimal 1 ayat tiap minggu. Agar progresnya hapalannya terasa dan terlihat, maka peserta dapat menceklis ayat yang baru dia hapalkan. Terlebih lagi karena sebagian peserta belajar di keluarga saya adalah orang tua yang mereka kadang sudah jatuh lesu duluan dengan dalih usia.

Barangkali ada diantara kamu yang juga memerlukan template ceklis serupa, kamu bisa unduh melalui tautan di bawah artikel ini. Ada versi PDF yang bisa langsung diprint. Atau bila kamu ingin memodifikasi templatenya, misalnya dibuat lebih warna-warni biar lebih menarik untuk anak-anak, kamu bisa unduh yang versi xlsx atau ods. Untuk saat ini baru saya buat untuk juz 30. Mudah-mudahan kedepannya saya sempat untuk bikin yang juz 29 dan seterusnya.

Semoga bermanfaat.

Drive file template dokumen printable ceklis hapalan surat juz Amma (juz 30): https://drive.google.com/open?id=1VMPLDVDwTx1pj--w5qjga-MH5KQffwrI
access point cmd command prompt hosted network sharing internet windows 7

Cara Cepat Setting Access Point untuk Sharing Internet di Komputer / Laptop Windows 7 Melalui Command Prompt

Silakan Ngomen
Judulnya saya buat spesifik karena sesuai dengan yang sedang saya pakai sekarang, yakni laptop dengan OS Windows 7. Biasanya pake aplikasi tambahan kayak Connectify. Tapi sebenernya bisa tanpa bantuan aplikasi lain juga, cukup jalankan via Command Prompt. Konon katanya kalo pake Windows 10 udah ga perlu setting-setting lagi, udah ada fitur buat share koneksi wifi. Saya nulis ini biar ga lupa aja sama tekniknya. Dapet diajarin Mas Arik.

  1. Pertama-tama nyalakan Command Prompt dengan akses administrator. You know caranya kan ya.
  2. Cek dulu apakah Wireless Cardnya support buat hosted network. Gunakan perintah berikut:
    netsh wlan show drivers
    Kalo support, mestinya nanti akan muncul opsi Hosted network supported dengan nilai Yes, seperti gambar berikut:
  3. Buat sebuah hosted network baru dengan perintah berikut:
    netsh wlan set hostednetwork mode=allow ssid=CodePolitan key=12345678
    ganti nilai ssid dan key sesuai dengan keinginanmu.
  4. Jalankan hosted network dengan perintah berikut:
    netsh wlan start hostednetwork
    Kalo berhasil mestinya di jendela Network and Sharing Center akan muncul jaringan baru, seperti pada gambar berikut:

  5. Terakhir jangan lupa untuk share sumber koneksi internetnya ke network baru kita.
    Buka network yang jadi sumber koneksi, misalnya wifi, lan atau modem, lalu buka jendela Propertiesnya. Klik tab Sharing, klik centang Allow other network users to connect through..dst. Pada dropdown, pilih network yang jadi access point yang udah kita bikin tadi.

  6. Kalo mau matiin jaringan access pointnya, tinggal panggil perintah berikut:
    netsh wlan stop hostednetwork
Demikian. Selamat menikmat sharing koneksinya
Daily Nonton Tafakur

Selalu Ada yang Harus Disyukuri Bahkan Ketika Terkena Musibah

4 comments

Judulnya kepanjangan. Judulnya itu sendiri adalah posting microblog. Sudaj cukup ngerti. Tapi ane pengen share pengalaman hari ini.

Ceritanya Codepolitan dapet dikasih tiket gratis buat nonton Star Wars The Force Awaken dari Dicoding. Dikasih 4 biji. Karena lokasi nontonnya di PVJ Bandung, maka kru yang di Bandunglah yang dapet jatah. Singkat cerita ane, Rinei my wife, Singgih dan Bagus yang berangkat.

Ini tiket bener-bener nikmat ga disangka2. Soalnya si Rinei pengen banget nonton, sedang dompet ane lagi kempes-kempesnya habis dipake belanja perlengkapan wisuda, seeehabis habisnya.

Beres jumatan langsunglah terbang ke PVJ, naek si Vario putih. Ntu Vario ban depannya udah sobek hampir seperempat lingkar ban sejak dua-tiga hari kebelakang. Jeroannya aja ampe hampir nyembul keluar. Ini mah tinggal nunggu waktu dan momen yang pas aja ampe si ban ini bocor atau meletus.

Kami berangkat dari kampus UPI ke PVJ sekitar setengah jam sebelum jadwal tayang. Stang motor udah makin kentara aja goyang-goyangnya karena sobekan ban depan tadi bikin bannya jadi benjol. Di pikiran ane kebayangnya gawat juga kalo ampe meletus atau paling tidak bocor pada saat itu. It can ruin this happy moment. Bisa bikin bete dan ketinggalan cerita. Niat bikin seneng si Rinei bisa gagal total. Ane inget saat itu ane berdoa dalam hati, mudah-mudahan ga bocor. Kalopun taqdirnya emang mesti bocor hari ini, rada didelay lah Boss paling tidak setelah beres nonton, jangan sekarang.

Alhamdulillah nyampe PVJ dengan selamat, bisa menikmati movie dengan sangat puasss. Rame lah, terutama karena udah ngikutin beberapa episode terdahulunya, jadi rada ngerti dan nyambung.

Pulangnya ampe padalarang malem2. Laa la la, masih kebayang itu efek2 filmnya yang keren bingits. Di jalan tiba-tiba ane sadar, kok ini motor udah ga goyang yah, apa benjolnya udah sembuh, atau justru sobeknya lebih merata jadi ga goyang lagi. Ane minggir dan cek bannya dan ternyata udah kempes. Ini ban masih bagus sebenernya, makanya ga terlalu kerasa pas lagi bocor. Cuma karena sobek aja.

Si rinei udah mulai keliatan bete hahaha. Udah mau nyampe rumah, cuma sekitar 2 kiloan lagi. Tapi apa daya, akhirnya belok dulu lah ke tukang tambal ban. Dari situ ane sadar. Ane ngerasa doa tadi siang itu diijabah. Boleh jadi emang taqdirnya ini ban bocor malem-malem. Tapi boleh jadi juga mestinya bocor siang tadi, tapi Allah delay karena ane berdoa minta delay. Who knows. Malem itu ane bersyukur banget. Meskipun si Rinei agak bete kayaknya, yang juga karena ane pinjem uang ke dia buat tambal dan ganti itu ban luarnya. Tapi rasanya itu masih mending daripada kalo bocornya siang tadi.

Overall, meskipun saat bocor ban itu adalah musibah, bukan berarti kebetean membuat ane jadi lupa bersyukur atas nikmat yang udah dikasih yang jauh lebih banyak dibanding musibah kecil ini. Pemikiran semacam itulah yang selalu ane coba terapkan kalo nemuin kasus serupa. Semata biar ga ada nikmat yang dilupakan.

Ane ngerasa lebih seneng lagi terutama karena momen tersebut terjadi oleh sebab ane berdoa dan doanya nyambung sama kejadian. Rasanya seperti diijabah doa. Dan mudah-mudahan ini adalah tanda ijabah doa. Ketika kita berdoa dan doa kita tidak kunjung diijabah, ada beberapa kemungkinan. Dan kemungkinan terburuk adalah karena ada pada diri kita hal-hal yang membuat doa kita tertahan untuk diijabah. So ketika kita menyadari ada doa kita ada yang diijabah, itu adalah seperti sebuah konfirmasi bahwa "tidak ada pada dirimu sesuatu yang membuat tertahannya sebuah doa untuk diijabah". Mudah2an ya Allaah.

arduino attiny85 Development digispark

Mengaktifkan Pin P5 pada Digispark

Silakan Ngomen
Adakah diantara Kamu yang udah nyoba Digispark? Digispark adalah papan hardware yang dapat diprogram yang menggunakan ATTiny85 sebagai chip kontrollernya. Digispark pertama kali dibuat oleh Erik Kettenburg dari Digistump melalui sebuah proyek KickStarter. Digispark memungkinkan kita untuk memprogram ATTiny85 dengan lebih mudah, langsung diprogram melalui kabel USB tanpa mesti menggunakan perangkat ISP.

Digispark menyediakan 6 buah pin I/O (input-output). Sebenernya dari ATTiny85-nya sendiri itu dia cuma punya 5 pin I/O, sisanya adalah pin VCC, Ground dan Reset. Digispark mengubah pin Reset menjadi pin yang bisa digunakan untuk I/O, yakni pin P5. Meski demikian mungkin ada diantara kamu yang menemukan ketika pin P5 dihubungkan, board Digispark malah mereset dan menjalankan ulang program. Itu terjadi karena pin P5 sebagai pin Reset tidak atau belum difungsikan sebagai pin I/O. Biasanya itu terjadi pada board digispark clone atau buatan sendiri.

Untuk dapat memfungsikan pin reset menjadi pin I/O, kita harus mengatur terlebih dahulu fuse untuk ATTiny85. Adapun praktisnya kita akan menggunakan AVRDUDE untuk mengeset fuse pada ATTiny85. Instal terlebih dahulu AVR di komputermu. Ikuti langkah-langkahnya di halaman ini.

Setelah avrdude terinstall, hubungkan Arduino Uno (saya pake Arduino Uno sebagai ISP) dengan Digispark dengan skema pin berikut:

UnoDigispark
10P5
11P0
12P1
13P2

Setelah terhubung, aktifkan Arduino Uno sebagai ISP terlebih dahulu. Hubungkan Arduino Uno ke komputer lalu buka Arduino IDE. Pada Arduino IDE, Pilih menu Tools > Board lalu pilih Arduino UNO. Lalu pilih menu File > Examples dan pilih ArduinoISP. Akan muncul jendela Arduino IDE baru berisi program untuk menjadikan Arduino Uno sebagai ISP. Klik tombol upload program.

Setelah upload program ISP ke Arduino Uno berhasil itu berarti Arduino Uno sudah dapat difungsikan sebagai ISP. Sekarang buka terminal dan ketikkan perintah berikut:

avrdude -c avrisp -p t85 -P /dev/ttyACM1 -b 19200

Perintah tersebut berfungsi untuk mendeteksi koneksi ke ATTiny85 melalui ISP. -c avrisp berarti kita menggunakan programmer avrisp untuk memprogram mikrokontroller. -p t85 berarti kita mentargetkan ATTiny85 untuk diprogram. -P /dev/ttyACM1 adalah set port yang terhubung dengan Arduino Uno. Kalo di Ubuntu biasanya portnya /dev/ttyACM0 atau /dev/ttyACM1 dan sebagainya. Kalo di Windows biasanya port diberi nama COM1, COM2 dan sebagainya. Cek terlebih dahulu port mana yang digunakan oleh Arduino Uno untuk terhubung ke komputer. Terakhir adalah -b 19200 yang berarti kita mengeset baudrate ke 19200. Jalankan program. Bila muncul pesan:

avrdude: safemode: Fuses OK (E:FE, H:DD, L:E1)
avrdude done.  Thank you.

tanpa pesan error lain, berarti ATTiny85 pada Digispark berhasil diakses.

Setelah itu kita akan mengubah setting fuse pada ATTiny85 agar pin Reset dapat difungsikan sebagai pin I/O. Jalankan perintah berikut pada terminal:

avrdude -c avrisp -p t85 -P /dev/ttyACM1 -b 19200 -U lfuse:w:0xF1:m -U hfuse:w:0x5F:m -U efuse:w:0xFE:m

Apabila berhasil, avrdude akan menampilkan pesan proses dan diakhiri pesan seperti ini:

avrdude: safemode: Fuses OK (E:FE, H:5F, L:F1)
avrdude done.  Thank you.

Kita lihat bahwa settingan Fuse sudah berubah dari (E:FE, H:DD, L:E1) ke (E:FE, H:5F, L:F1).

Sekarang kalo kamu menjalankan lagi perintah untuk mendeteksi ATTiny85 seperti perintah pertama diatas, maka ATTiny85 sudah tidak dapat dideteksi. Kenapa? Karena pin P5 yakni pin Reset pada ATTiny85 sudah tidak lagi menjadi pin Reset, ISP memerlukan pin Reset untuk dapat terhubung. Tapi sekarang Kamu cobalah pin P5 mestinya sudah bisa difungsikan sebagai input/output. :)